Perusahaan selama ini menggunakan metode tradisional dalam menilai kinerja manajemennya yaitu penilaian melalui perspektif keuangan saja. Penilaian kinerja dengan perspektif finansial tidak bisa menunjukkan hasil kinerja dari perusahaan yang sesungguhnya karena hanya melihat dari hasil akhirnya saja, tetapi tidak ada penjelasan apa yang mendorong tercapainya tujuan finansial tersebut. Untuk itu, penulis mencoba mengulas masalah ini dan menawarkan metode penilaian kinerja dan perancangan strategi yang berbeda dari yang digunakan oleh perusahaan selama ini. Adapun alternatif metode yang penulis bahas adalah Balance Scorecard. Metode ini mengukur kinerja tidak dari perspektif keuangan saja, tetapi dari 3 perspektif lainnya, yaitu perpektif pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Dalam hal ini, penulis melakukan simulasi penerapan Balance Scorecard dalam pengukuran kinerja dan perancangan strategi di PT ABC. Hasilnya akan penulis bandingkan dengan hasil penilaian kinerja dengan menggunakan metode tradisional. Hasil simulasi Balance Scorecard pada PT ABC selama periode tahun 2005-2006 adalah memuaskan. Melalui Balance Scorecard pengukuran kinerja lebih akurat dan hasilnya menyeluruh karena ada aspek-aspek lain yang diperhitungkan. Dengan demikian perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan keberhasilan tercapainya tujuan finansial dan juga hal-hal yang perlu diperbaiki. Hal ini berguna dalam perancangan strategi selanjutnya agar kinerja perusahaan terus meningkat dan pada akhirnya tercapailah tujuan pokok perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan perlu mengkaji kembali metode pengukuran kinerja yang sebelumnya dilakukan dan mempertimbangkan untuk memakai metode Balance Scorecard setelah mengetahui keunggulan-keunggulannya. |