Menghadapi pesatnya persaingan usaha, perusahaan membutuhkan suatu pengukuran yang mampu menggambarkan keadaan perusahaan secara menyeluruh dan akurat. Pengukuran tersebut digunakan untuk menentukan strategi bisnis dan memaksimalkan nilai yang diperoleh. Perusahaan biasanya hanya melakukan analisis terhadap laporan keuangan guna mengetahui tingkat kinerja perusahaan. Namun hal tersebut belum mampu menggambarkan keadaan perusahaan secara menyeluruh. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan sistem pengukuran Balanced Scorecard. Balanced Scorecard mengukur kinerja melalui empat perspektif, yakni perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penulis menggunakan laporan keuangan perusahaan tahun 2008 dan 2009 untuk menggambarkan kinerja perusahaan. Dari hasil analisis laporan keuangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa keadaan keuangan perusahaan cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil ROI yang meningkat. Namun pengukuran tersebut belum menggambarkan kinerja secara menyeluruh. Secara tidak langsung PT Dakota Buana Semesta sudah menerapkan konsep Balanced Scorecard, meskipun belum ditetapkan konsep ini di PT Dakota Buana Semesta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Balanced Scorecard sudah cukup baik, yaitu pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, praktek yang terjadi sudah mencapai 88%; pada perspektif bisnis internal sudah mencapai 70%; dan pada perspektif pelanggan mencapai 52%. Sedangkan untuk perspektif keuangan diperoleh ROI positif/kenaikan ROI. |