Program Dokter PTT merupakan program yang diadakan oleh pemerintah sebagai sebuah upaya pemerataan pelayanan kesehatan bagi daerah-daerah di seluruh Indonesia. Upaya tersebut dilakukan dengan menempatkan dokter di puskesmas di seluruh pelosok negeri, terutama daerah terpencil yang penduduknya kesulitan mengakses kesehatan di kota-kota kabupaten. Dalam menjalani program PTT, salah satu kendala yang dihadapi mereka yaitu terkait dengan budaya. Kendala-kendala seperti kesulitan memahami bahasa daerah, kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai adat-istiadat, karakter, dan nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat menjadi contohnya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu program pelatihan cultural awareness.Target peserta dalam pelatihan ini adalah pada dokter yang akan mengikuti program Pegawai Tidak Tetap (PTT). Berdasarkan hasil Training Need Analysis (TNA), diketahui bahwa sebelum menjalani program PTT, para dokter membutuhkan beberapa persiapan, seperti persiapan fisik dan mental serta pembekalan materi teknis. Persiapan-persiapan dilakukan agar nantinya para dokter mampu menghadapi serta beradaptasi dengan lingkungan baru, lebih siap menghadapi beberapa kendala seperti kendala dalam berkomunikasi maupun kendala dalam berinteraksi dengan masyarakat. Materi-materi pembekalan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan kepada para dokter PTT lebih bersifat teknis. Adapun materi lain yang lebih diperlukan oleh para dokter tersebut adalah materi pembekalan yang terkait dengan pengetahuan dan pemahaman mengenai budaya daerah yang dituju. Isi materi tersebut misalnya mengenai situasi dan orang-orang yang ada di daerah itu, sifat-sifat dasar, adat istiadat, kebiasaan, nilai-nilai yang dimilikinya, Untuk membantu persiapan serta memenuhi kebutuhan pada dokter yang akan mengikuti program PTT, maka disusunlah sebuah program pelatihan cultural awareness. Program pelatihan yang telah dirancang disusun kemudian divalidasi dengan menggunakan metode expert judgement. Setelah itu, program ini diujicobakan kepada kelompok target peserta yaitu para dokter yang akan mengikuti program PTT. Setelah program diujicoba, peneliti melakukan evaluasi terhadap program pelatihan dalam rangka validasinya. Berdasarkan evaluasi, diperoleh hasil bahwa program pelatihan Culture Awareness dalam konteks keberagaman budaya Indonesia bagi dokter yang akan menjalani program PTT sudah cukup sesuai dengan tujuannya dan dapat diterima dengan baik oleh target peserta pelatihan. Kelebihan-kelebihan dari program pelatihan ini adalah baru pertama kali dibuat dan sangat bermanfaat bagi para dokter yang akan menjalani program PTT, lebih menarik dengan adanya role play dan sharing narasumber yang pernah menjalani program PTT, serta metode pembelajaran yang menekankan pada experience learning. Kekurangan program pelatihan ini adalah tampilan materi di power point yang kurang menarik dan keterbatasannya untuk mengakomodir seluruh kebutuhan para dokter PTT yang akan ke daerah tempat kerjanya masing-masing terkait dengan materi spesifik mengenai budaya daerah tertentu. |