HIV/AIDS telah menjadi masalah dunia karena penyebarannya yang begitu cepat dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk mencegah dan obat untuk menyembuhkannya. Seseorang yang mengetahui dirinya terinfeksi HIV akan merasa cemas, putus asa, takut dan marah. Hidup dengan HIV/ AIDS membuat ODHA menjadi sangat sensitif mengenai setiap perubahan status kesehatannya (Avecedo dalam Seligson, 1992). Ada beberapa reaksi lain yang ditunjukkan oleh ODHA yaitu, takut akan ketidak berdayaan, rasa nyeri, ketakutan akan cacat tubuh dan meninggal serta takut kehilangan kesempatan di masa depan, kehilangan kesehatan, kebebasan dan ketakutan kehilangan hubungan sosial yang berharga (King, 1993). Adanya kecemasan akan kematian akibat HIV positif di dalam tubuhnya, stigma dan diskriminasi yang diterima serta hal-hal lain yang dialami oleh ODHA akan memungkinkan terjadinya stress. Stress yang tidak segera ditanggulanggi, akan menyebabkan ODHA menjadi depresi. Ketakutan ODHA mengenai keadaan fisik dan mentalnya akan menuru, ketidakpastian akan masa depan dan sisa kehidupannya membuat beberapa ODHA lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya. Untuk mengurangi depresi yang dialami oleh ODHA diperlukan penanganan khusus yang sesuai dengan kebutuhan ODHA. Maka dari itu, dibuat suatu rancangan intervensi berupa konseling dengan pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) untuk mengurangi depresi pada ODHA. CBT sudah terbukti banyak menunjukkan keberhasilan pada kasus depresi dan kecemasan. CBT adalah teknik yang menggabungkan terapi kognitif dengan modifikasi perilaku. Jenis penelitian ini adalah penelitian terapan (applied research) yang bersifat kualitatif. Dalam penelitian ini didapatkan 2 orang subjek yang mengalami depresi sehubungan dengan statusnya yang positif terinfeksi HIV/AIDS. Adapun karakteristik sampel yang diteliti yaitu pria atau wanita yang positif terinfeksi HIV, mengalami depresi dan saat dilakukan wawancara masih berusia 18-30 tahun, dengan pertimbangan usia tersebut seseorang sedang dihadapkan pada kebutuhan untuk mencapai sesuatu yang berpengaruh terhadap kehidupannya. Untuk mengukur tingkatan depresi pada ODHA digunakan alat ukur Beck Depression Inventory. Hasil pre dan post test menunjukkan bahwa terdapat penurunan depresi pada subjek sebelum dan sesudah dilakukannya konseling dengan pendekatan CBT. Hasil dari penelitian ini adalah kondisi depresi yang dialami ODHA sangat berbeda satu sama lain. Salah satu ODHA merasakan depresi karena merasa bersalah terhadap masa lalu yang menyebabkan ia terinfeksi HIV dan ingin memperbaiki kesalahannya tersebut dengan cara bekerja. Namun tidak tercapainya keinginan tersebut membuat ia merasa gagal dan merasa pasrah dengan keadaan. Sedangkan subjek yang lain mengalami depresi karena merasa tidak akan diterima oleh lingkungan dan adanya perasaan direndahkan oleh orang-orang disekitarnya. Konseling dengan pendekatan CBT memberikan perubahan pada masing-masing subjeknya dan dapat menurunkan depresi yang mereka alami. Saran dalam Tugas Akhir ini adalah (1) adanya manajemen stress dengan melakukan relaksasi (2) melakukan intervensi dengan cara group conselling sehingga adanya dukungan dari lingkungan yang dapat menurunkan depresi (3) adanya subjek laki-laki sehingga hasilnya lebih bervariatif (4) menambah subjek penelitian agar terlihat perbedaan lain masalah-masalah yang membuat ODHA depresi. |