Penelitian dilakukan pada PT Usaha Lantang Sejahtera sebuah perusahaan yang bergerak dalam usaha perdagangan besi baja dan besi konstruksi. Perusahaan memasarkan produk (brand) Jerman – Edelstahl Buderus dan Jepang – Sanyo Steel sebagai material baja import. Ada juga material baja lokal yang dipasarkan yaitu dari produk Krakatau Steel dengan penjualan secara tunai maupun kredit. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian metode penilaian persediaan yang digunakan oleh PT Usaha Lantang Sejahtera dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan bagaimana pula pengaruh setiap metode penilaian persediaan yang digunakan oleh PT Usaha Lantang Sejahtera terhadap laba perusahaan. Perusahaan menggunakan sistem perpetual (perpetual inventory system) dalam mencatat persediaannya, sedangkan untuk menilai persediaan digunakan metode First In First Out (FIFO). Dalam metode FIFO persediaan barang dagang yang pertama dibeli akan dijual terlebih dahulu. Sebagai perbandingan, dibahas pula dua jenis metode penilaian lainnya yaitu metode Last In First Out (LIFO) dan metode rata-rata tertimbang (weighted average cost method). Dari ketiga metode penilaian persediaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode FIFO menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah, nilai persediaan akhir yang tinggi serta laba kotor tertinggi dibandingkan dengan metode yang lainnya.Analisis deskriptif yang diperoleh dari perusahaan juga menunjukkan bahwa kebijakan pencatatan, penilaian dan pelaporan persediaan barang dagang telah diterapkan secara wajar sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 14 paragraf 41-42 tahun 2004. |