Anda belum login :: 24 Apr 2025 21:11 WIB
Detail
BukuPerbedaan tekanan intraokular pada mata penderita myopia ringan, sedang, dan berat di kalangan mahasiswa pre-klinik FK-UAJ tahun 2009
Bibliografi
Author: HASTUTI, RATNA ; JUWITA, NOVA ; WIJAYA, RIANA NIRMALA ; Mailangkay, H.H.B. (Advisor)
Topik: rabun; mata (-); hypermetropia; refraction error; gangguan refraksi; gangguan mata
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Sarjana Kedokteran - Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2009    
Penyerta: CD-ROM
Jenis: Theses - Karya Tulis Ilmiah Kedokteran (KTI-FK)
Fulltext: Ratna_Hastuti_&_Nova_Juwita_&_Riana_Nirmala_KTI_2009.pdf (1.46MB; 4 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: KTI-FK-98
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
ABSTRAK
Mata merupakan salah satu organ vital pada manusia. Pada keadaan normal,
mata berperan dalam proses penglihatan manusia terhadap alam sekitar. Sayangnya,
seringkali ditemukan adanya abnormalitas dalam hal jarak pandang dan kelainan
karena disfungsi berbagai komponen pembentuk mata. Kelainan jarak pandang mata
atau gangguan refraksi (refraction error) dapat berupa rabun jauh (myopia), rabun
dekat (hypermetropia), astigmatisma, dan presbiopia. (1-4)
Gangguan refraksi mata mengakibatkan berkurangnya penglihatan hingga
kebutaan. Bila dibandingkan dengan angka kebutaan di negara-negara regional Asia
Tenggara, angka kebutaan di Indonesia merupakan yang tertinggi. Menurut dr. Sri
Astuti, berdasarkan Survey Kesehatan Indera tahun 1993-1996, sebesar 1,5%
penduduk Indonesia mengalami kebutaan dengan penyebab utama salah satunya
adalah kelainan refraksi (0,14%).(5) Prevalensi dunia untuk kelainan refraksi menurut
WHO tahun 2007 diperkirakan mencapai 800 juta sampai 2,3 milyar orang, yang
didominasi dewasa usia 16-49 tahun sebanyak 450 juta. (6) Gangguan refraksi mata
dengan prevalensi yang kian meningkat di seluruh dunia adalah myopia.(7) Myopia
berat (> 6 dioptri) beresiko untuk menjadi glaukoma, katarak, degenerasi retina, dan
myopic makular degenerasi. (11) Adanya kenaikan tekanan intraokular pada penderita
myopia dapat menjadi faktor resiko menderita glaukoma. Penyakit ini banyak
dijumpai di Indonesia dan mengakibatkan kebutaan tetapi kurang diwaspadai oleh
masyarakat. (1,2)
Sehubungan dengan kenyataan tersebut, dalam penelitian ini diangkat topik
mengenai perbedaan tekanan intraokular pada mata penderita myopia ringan, sedang,
dan berat yang berusia 18-25 tahun sehubungan dengan prevalensi myopia yang
meningkat pada kelompok usia tersebut. Tujuannya ialah guna mengetahui apakah
perbedaan derajat myopia ringan, sedang, dan berat di kalangan mahasiswa preklinik
FK-UAJ usia 18-25 tahun juga diiringi dengan perbedaan tekanan intraokular
yang bermakna, sekaligus memberikan dasar bagi penderita myopia derajat tertentu
dengan tekanan intraokular tinggi (= 20 mmHg) untuk melakukan pemeriksaan mata
lebih lanjut guna mengantisipasi progresivitas myopia menjadi glaukoma. Adapun
metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan karaya tulis ilmiah ini merupakan metode deskriptif analitik terhadap 120 sampel mata. Berdasarkan hasil
pengukuran dan penghitungan statistik didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan
besar tekanan intraokular yang bermakna antara mata dengan derajat myopia ringan
dan sedang. Sedangkan pada mata myopia derajat berat didapatkan tekanan
intraokular dengan rata-rata sebesar 9,95 mmHg. Oleh karena itu, semua penderita
myopia yang diragukan dengan melihat keluhan dan pemeriksaan yang menjurus ke
glaukoma seperti pemeriksaan tekanan intraokular yang tinggi melalui pengukuran
tonometer schiotz berbeban 7,5 gr, dianjurkan untuk meneruskan pemeriksaan ke
sub-bagian glaukoma. Selain itu, untuk penelitian selanjutnya dengan topik yang
sama, sebaiknya digunakan alat ukur tekanan intraokular yang dapat mengatasi
faktor kekakuan sklera dan ketebalan kornea yang bervariasi antar individu.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.09375 second(s)