Anda belum login :: 23 Jul 2025 04:03 WIB
Detail
BukuGambaran Pola Negosiasi Pada Remaja berdasarkan Pola Asuh Orangtua (Sebuah Kajian Terhadap Siswa Kelas IX SMP Bunda Hati Kudus)
Bibliografi
Author: REINALDO, PATRICK ; Hidayat, Lidia Laksana (Advisor)
Topik: Negosiasi Integrative; Negosiasi Distributive; Pola Asuh Orang tua; Remaja
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2010    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Patrick Reinaldo's Undergraduated Theses.pdf (351.71KB; 155 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-1468
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Dalam kehidupan sehari-sehari, manusia selalu dihadapkan pada masalah. Untuk dapat mencapai hidup sebagai manusia yang berkembang, permasalahan merupakan tantangan yang harus dilewati dan diselesaikan. Ketika manusia menghadapi permasalahan dengan pribadi manusia lainnya, maka dibutuhkan kemampuan yang lebih sebagai manusia. Salah satu dari kemampuan yang dibutuhkan adalah kemampuan negosiasi. Negosiasi dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu secara integrative dan secara distributive. Negosiasi secara integrative berarti negosiasi yang dilakukan untuk mencari jalan tengah dan kedua belah pihak yang bernegosiasi mendapatkan keuntungan yang setara. Negosiasi distributive adalah negosisasi yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan bagi salah satu pihak saja, tanpa peduli akan lawan negosiasinya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa negosiasi yang dilakukan secara integrative dapat menjaga harmonisasi hubungan dengan orang lain, sedangkan negosiasi distributive cenderung menyebabkan perselisihan dan dendam setelah negosiasi berakhir. Berdasarkan kedua tipe negosiasi yang disebutkan sebelumnya, maka negosiasi yang lebih baik untuk dilakukan adalah negosiasi integrative. Menurut Piaget (Santrock, 2003), remaja berada pada tahap formal operational, yaitu remaja telah mampu berpikir secara abstrak. Kemampuan ini dibutuhkan dalam melakukan negosiasi karena di dalam negosiasi terdapat dimensi-dimensi seperti asertivitas, komunikasi, problem solving, dan decision making. Negosiasi penting khususnya pada usia remaja, agar remaja tidak terjerumus dalam hal-hal negatif seperti tawuran dan narkoba. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pola asuh orangtua terhadap pola negosiasi remaja dengan menggunakan teknik statistik chi-square for independence test. Karakteristik sampel yang diambil adalah remaja kelas IX SMP Bunda Hati Kudus yang menerima pola asuh authoritative, authoritarian, dan permissive. Jumlah sampel sebanyak 102 responden yang diambil dari 5 kelas yang berbeda. Penelitian ini bersifat kuantitatif yang dilakukan dengan metode non eksperimental. Teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling dengan desain purposive sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang terdiri dari dua kuesioner, yaitu kuesioner pola asuh dan kuesioner pola negosiasi. Kuesioner pola asuh menggunakan kuesioner dalam penelitian Yenny (2006), sedangkan kuesioner pola negosiasi disusun oleh peneliti berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Fisher, Ury dan Patton (1991). Hasil perhitungan chi-square menunjukkan Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orangtua terhadap pola negosiasi remaja. Melalui hasil penelitian ini juga dapat dilihat bahwa pola negosiasi pada remaja juga dapat dipengaruhi faktor lain seperti jenis kelamin dan urutan kelahiran. Peneliti juga melakukan analisis secara kualitatif pada variabel lain yang mungkin dapat memberikan kontribusi terhadap pola negosiasi remaja, yaitu budaya sekolah dan teman sebaya.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.09375 second(s)