Kisah cinta klasik dari ranah Tiongkok yang dihadirkan kembali oleh Teater Koma bekerjasama dengan Universitas Katolik Indonesia Atmajaya. Drama musikal ini diselenggarakan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki pada tanggal 5 - 6 Januari 2010. Tersebutlah Engtay, putri semata wayang keluarga Ciok di Serang, yang berniat pergi bersekolah ke Betawi. Sayangnya, pada masa itu, sekolah hanya diperuntukkan bagi kaum lelaki saja. Perempuan hanya diwajibkan mengurus perkara rumah tangga. Dengan kecerdikan dan keahliannya menyamar, Engtay akhirnya diperbolehkan orangtuanya bersekolah di Betawi. Karena suatu peristiwa, Engtay bertemu dengan Sampek. Mereka kemudian saling mengangkat saudara. Waktu berlalu. Persahabatan makin terjalin. Perasaan cinta Engtay terhadap Sampek kian besar. Tapi, bukankah Engtay sedang menyamar sebagai laki-laki karena ingin bersekolah? Haruskah Engtay membukakan rahasia besarnya itu kepada Sampek? Apakah kedua sejoli ini akan berhasil merangkapkan jodoh mereka? -------------------------------------------------------------- Classic love story of a Chinese land back by Teater Koma presented in collaboration with Atma Jaya Catholic University of Indonesia. The musical was held at Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki on January 5 to 6, 2010. There is Engtay, the only daughter of the family Ciok in Serang, who intends to go to school to Batavia. Unfortunately, at that time, the school is reserved for men only. Women are only required to take care of household matters. With ingenuity and expertise in disguise, Engtay finally allowed her parents to school in Batavia. Due to an event, met with The Butterfly Lovers. They then lift each other brother. Elapsed time. Friendship increasingly intertwined. The Butterfly Lovers love feelings toward increasingly large. But is not Engtay being disguised as men because they want to go to school? Should Engtay opened it to Sampek big secret? Are these two lovebirds will succeed should join their soul mate? |