Setiap badan usaha yang ada saat ini, mulai yang kecil hingga yang besar, akan mengakui bahwa dalam memperoleh pendapatan usahanya pasti memanfaatkan aset miliknya. Namun, karena berkurangnya manfaat suatu aset tetap, selain tanah, maka diperlukan alokasi sistematis terhadap suatu aset selama masa umur manfaatnya yang disebut dengan penyusutan. Perusahaan yang diamati penulis dalam skripsi ini, yaitu PT Pelayaran Abdi Nusantara, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang angkutan laut nusantara dan samudera dekat. PT Pelayaran Abdi Nusantara menggunakan metode garis lurus dalam perhitungan penyusutan aset bangunan dan metode saldo menurun ganda untuk menghitung penyusutan aset material mengambang, kendaraan, inventaris kantor, dan inventaris material mengambang. Perhitungan penyusutan dengan kedua metode tersebut telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 per 1 September 2007. Pengamatan yang dilakukan penulis terhadap pengaruh metode penyusutan terhadap laba operasional dalam laporan keuangan, dilakukan dengan cara membandingkan metode penyusutan saldo menurun ganda dengan metode garis lurus. Besar kecilnya pembebanan biaya penyusutan karena penerapan suatu metode penyusutan, tentunya akan mempengaruhi tingkat laba perusahaan secara keseluruhan. Dengan demikian perlakuan akuntansi atas aset tetap dan penyusutan bagi suatu perusahaan, sangat penting dalam penentuan tingkat pencapaian laba usaha. |