Sistem penhlaian kinerja perusahaan selama ml hanya dinilai dan tolok ukur keuangan saja, seperti: Return on Investment (ROl), Earning per Share (EPS), dan juga memakai Economic Value Added (EVA). Sedangkan kinerja dan aspek non keuangan kurang terperhatikan seperti tingkat kepuasan pelanggan, tingkat kepuasan karyawan, dan kegiatan operasionat perusahaan. Padahal, kinerja yang diukur hanya dan aspek keuangan masih memihki kelemahan, yaltu ketidakmampuan perusahaan untuk mengukur harta-harta tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan serta kemampuan sumber daya manusianya. Terkadang ukuran keuangan yang balk tidaklah menggambarkan keberhasilan yang sebenarnya. Aspek-aspek lainnya seperti aspek pelanggan yang tidak puas, misalnya; pelanggan tidak puas karena harga atau biaya menjadi semakin tinggi dan pastinya pelanggan yang tidak puas akan berpindah ke perusahaan sejenis lainnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu tolok ukur yang lebih komprehensif yang bisa menggambarkan keadaan aspek keuangan dan non-keuangan perusahaan. Sistem tersebut juga harus mampu memberikan informasi bagi manajemen agar dapat menentukan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi perkembangan terkini. Melalui tulisan mi penulis akan mengkaji mengimplementasian dan pengaruh Balanced Scorecard terhadap kineqa perusahaan karena konsep ini dapat menyeimbangkan empat perspektif pengukuran, yaitu : keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Penerapan konsep Balanced Scorecard mi diharapkan dapat memacu kinerja keuangan perusahaan dalam jangka waktu panjang karena buruknya kinerja keuangan suatu perusahaan bisa jadi bukan merupakan krtu mati dalam konsep Balanced Scorecard, karena masih ada hal-hal lain yang perlu ditinjau. |