Model pembelajaran STM merupakan model pembelajaran yang mengangkat isu atau masalah yang berkaitan denga sifat bahan dan kegunaannya yang terjadi di masyarakat dengan empat tahap dalam pembelajaran yaitu tahap invitasi, tahap eksplorasi, tahap solusi, dan tahap aplikasi. Model pembelajaran STM diterapkan dalam pembelajaran IPA yaitu suatu pembelajaran yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah dengan topik sifat bahan dan kegunaannya. Kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan siswa dalam mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi, mengungkapkan pendapat, dan mengaplikasikannya dalam memecahkan masalah tersebut yang berkaitan dengan sifat bahan dan kegunaannya. Model pembelajaran STM merupakan model pembelajaran yang mengangkat isu atau masalah yang berkaitan denga sifat bahan dan kegunaannya yang terjadi di masyarakat dengan empat tahap dalam pembelajaran yaitu tahap invitasi, tahap eksplorasi, tahap solusi, dan tahap aplikasi. Model pembelajaran STM diterapkan dalam pembelajaran IPA yaitu suatu pembelajaran yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah dengan topik sifat bahan dan kegunaannya. Kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan siswa dalam mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi, mengungkapkan pendapat, dan mengaplikasikannya dalam memecahkan masalah tersebut yang berkaitan dengan sifat bahan dan kegunaannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran STM dalam pembelajaran IPA kelas IV topik sifat bahan dan kegunaannya untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Subyek penelitian ini adalah peneliti dan rekan peneliti dibantu oleh seorang guru sebagai observer dan siswa kelas IVB SD Damai yang berjumlah 34 siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara siklikal. Instrumen penelitian berupa lembar observasi, pedoman diskusi, lembar instrument minat terhadap pembelajaran IPA dan tes ( pre tes awal siklus dan pos tes akhir siklus). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus dilakukan dengan satu kali pertemuan dan setiap pertemuan dilakukan dengan empat tahap dalam PTK yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Dalam pembelajaran siklus I, siswa belajar mengidentifikasi dan membandingkan berbagai sifat bahan dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari melalui tahap invitasi, tahap eksplorasi, tahap solusi, dan tahap aplikasi dalam model pembelajaran STM untuk meningkatkan kemamapuan memecahkan masalah. Dalam pelaksanaan siklus II, siswa belajar mengklasifikasikan berbagai alat ramah tangga sesuai bahan penyusunnya dan menganalisis berbagai berbagai kemasan produk melalui tahap invitasi tahap ekplorasi, taha solusi, dan tahap aplikasi dalam model pembelajaran STM untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah yang berkaitan dengan sifat bahan dan kegunaannya. Hasil dari tiap siklus menunjukkan kemampuan memecahkan masalah siswa mengalami penigkatan. Pada awal pre tes siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 57.14 dan nilai LKS I 81.35, LKS II 82,35. Pada akhir siklus II nilai pos tes siswa meningkat menjadi 83,20 dan nilai LKS siswa pun meningkat menjadi 97,94. Selain itu juga minat siswa terhadap pembelajaran IPA meningkat mulai dari 84,62% pada awal siklus I menigkat menjadi 89,69% pada akhir siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran STM dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa kelas IV SD Damai. Berdasarkan hasil penelitian tersebut juga disarankan bagi para guru agar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran hendaknya menggunakan model, metode, dan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa berminat dalam mengikuti pembelajaran dan memiliki kemampuan berpikir dan bekerja ilmiah serta mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. |