Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari kejadian tersebut. Teknik menyelesaikan cerita adalah teknik pembelajaran menulis pada pelajaran Bahasa Indonesia dimana guru memilih suatu cerita yang cocok dan sesuai bagi siswa. Guru dapat pula menyusun sendiri cerita itu. Cerita itu dihilangkan setengahnya di bagian akhir. Kemudian siswa diinstruksikan untuk menyelesaikan cerita itu menurut jalan pikiran masing-masing. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang biasa disebut classrom action research. PTK ini bertujuan untuk meningkatkan praktik pembelajaran di kelas. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, yaitu prasiklus, siklus pertama, siklus kedua. Prasiklus dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karangan. Siklus pertama dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi. Siklus kedua peneliti menerapkan teknik menyelesaikan cerita dalam membuat karangan narasi. Dalam kegiatan awal (prasiklus), siswa diberikan tugas menulis karangan tanpa/sebelum membuat sebuah karangan narasi. Setelah melihat hasil karangan siswa ternyata masih banyak kekurangannya. Sebagian besar siswa masih menggunakan bahasa sehari-hari atau bahasa tidak baku dalam membuat karangan (pemilihan kata). Hal ini terlihat dari hasil karangan sebagian besar siswa yang mengulang kalimat yang sama pada setiap paragaraf. Oleh sebab itu, kegiatan pada siklus pertama, peneliti melakukan kegiatan tanya jawab pada siswa. Hal ini dilakukan untuk membangun skemata siswa sehingga pengetahuan yang dimiliki siswa dapat diungkapkan ke dalam bentuk karangan narasi. Ternyata terdapat peningkatan pada siswa dalam membuat karangan. Hal ini ditunjukan dengan berkurangnya pengulangan kalimat di setiap paragraf. Pada siklus kedua, peneliti memfokuskan pada menulis karangan narasi melalui penerapan teknik menyelesaikan cerita. Siswa mendapatkan LKS yang berisi cerita, tetapi cerita tersebut harus diselesaikan siswa. Diharapkan siswa juga dapat memenuhi lima aspek penilaian dalam membuat karangan, yaitu aspek ketepatan isi dan tema, struktur kalimat, kohrensi antarkalimat, kompleksitas (pemilihan kata), dan kerapihan bentuk karangan dan tulisan. Berdasarkan hasil analisis pada test di prasiklus dan test siklus kedua, terjadi peningkatan rata-rata kelas dari 5,60 menjadi 6,76. Dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita, siswa menjadi terbantu dalam menulis karangan narasi. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa teknik menyelesaikan cerita dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi. Maka disarankan kepada guru SD, hendaknya dapat menerapkan pembelajaran mengarang dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita. |