Pada era abad XXI ini, gelombang dahsyat globalisasi telah melanda kehidupan umat manusia sedemikian rupa. Kemajuan ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologi, khususnya teknologi informasi dan transportasi, telah menyebabkan perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia saat ini. Untuk menghadapi situasi dan masalah ini, peran pendidikan sangat dibutuhkan dan harus menjadi garda terdepan dalam membentuk kualitas manusia. Sebab melalui pendidikan, manusia dapat berkembang dari segi jasmani dan rohani kearah kedewasaan serta dapat berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat, sekaligus mampu menghadapi setiap permasalahan yang dialami dalam kehidupannya sehari-hari Model pembelajaran STM (Sains Teknologi Masyarakat) yang pada hakekatnya dipandang sebagai suatu proses pembelajaran yang senantiasa mengangkat isu isu yang terjadi di tengah masyarakat dapat diterapkan sebagai upaya membentuk manusia, dalam hal ini peserta didik yang mampu berpikir kritis dan logis karena siswa diajak untuk selalu aktif dan kreatif, bersikap ilmiah serta menggunakan konsep dan proses IPS dalam kehidupan sehari hari. Hal ini selaras dengan pemahaman mata pelajaran IPS yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kemasyarakatan. Model Pembelajaran STM (Sains Teknologi Masyarakat) meliputi empat tahapan yaitu : invitasi, eksplorasi, diskusi/pengembangan dan pemecahan masalah/aplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran STM (Sains Teknologi Masyarakat) dalam memberikan pemahaman konsep siswa kelas V SD dalam mata pelajaran IPS dengan topik : Tragedi Situ Gintung dan Jembatan Suramadu. Pemahaman konsep ini penting karena selama ini berlangsung secara teks book, kurang menarik dan kurang bermakna, dan peserta didik tercerabut dari kehidupan nyata. Jenis penelitian yang dilakukan adalah PTK dan subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Bunda Mulia Jakarta yang berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki laki dan 9 siswa perempuan . Peneliti sendiri, dalam melakukan penelitian dibantu oleh seorang observer dan satu orang guru sebagai dokumenter . Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, di mana setiap siklus diadakan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dan dilaksanakan melalui tahapan tahapan yaitu : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Tingkat keberhasilan dalam setiap siklus menunjukkan adanya kemajuan yang signifikan. Hal ini dilihat dari hasil rata rata pre test siklus satu yang hanya 29,95 naik menjadi 81,43 pada post test. Demikian juga pada siklus ke dua, nilai rata rata pre test 35,65 naik menjadi 78,95 pada post test. Peningkatan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran ini, bisa menjadi kesimpulan awal bahwa model pembelajaran STM (Sains Teknologi Masyarakat) dapat menjadi acuan alternatif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran IPS yang pada hakekatnya merupakan suatu mata pelajaran yang dapat menjadi sarana dan alat bagi siswa untuk menjawab pertanyaan pertanyaan atau isu isu yang terjadi di masyarakat, seperti peristiwa Tragedi Situ Gintung dan Jembatan Suramadu menjadi topik yang diangkat oleh peneliti. |