Harapan PT.X untuk mencapai impiannya sebagai perusahaan yang dapat berkembang mencapai kualitas kerja yang terbaik diwujudkan dengan mengembangkan sumber daya manusia yang dimilikinya. Melihat dari perkembangan bank yang semakin besar dan bertambahnya data nasabah, maka dibutuhkan pendataan yang sistematis. Hal ini berkaitan dengan divisi alih media dokumentasi yang dijalankan oleh operator data entry. Dalam melakukan pekerjaannya operator data entry dituntut untuk dapat bekerja cepat, tepat, teliti tanpa melakukan kesalahan dan dapat mencapai target harian yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Seiring dengan banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan dan jenis pekerjaan yang monoton, membuat operator data entry tidak memiliki banyak waktu senggang untuk istirahat dan kurangnya waktu untuk berbagi. Berbagai situasi dan kondisi yang dihadapi oleh operator data entry dapat digambarkan sebagai sumber stres yang dapat memicu munculnya gejala stres. Setiap operator data entry memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengelola stres, namun tidak semua cara yang dilakukannya efektif. Selain itu, operator data entry belum pernah dibekali dengan pengetahuan atau keterampilan yang sesuai dengan spesifikasi tugas/pekerjaan yang mereka lakukan. Pelatihan merupakan suatu sistem yang dapat menjawab permasalahan tersebut, oleh sebab itu, peneliti menyusun sebuah modul pelatihan manajemen stres pada operator data entry. Penyusunan modul pelatihan manajemen stres pada operator data entry PT.X bertujuan untuk membekali operator data entry PT.X dengan pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan stres sehingga nantinya mampu mengatasi permasalahan yang timbul terkait dengan stres pekerjaan serta dapat mencapai target sesuai dengan kualitas yang diharapkan oleh perusahaan. Dalam penyusunan dan evaluasi modul pelatihan manajemen stres peneliti menggunakan beberapa tahap yaitu tahap penyusunan modul yang diawali dengan Training Need Analysis (TNA) dengan melihat data yang diperoleh bahwa pelatihan manajemen stres merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan oleh operator data entry. Hasil TNA ini nantinya akan dikembangkan sebagai bagian dari materi-materi yang diberikan pada pelatihan, tahap kedua adalah tahap uji validitas yang dilakukan bersama dengan pihak perusahaan dan dengan praktisi di bidang pelatihan penanganan stres dan tahap evaluasi modul pelatihan manajemen stres. Tahap penyusunan modul dilakukan dengan beberapa metode, antara lain analisa dokumen, observasi, wawancara, dan pemberian kuesioner. Berdasarkan data tersebut, peneliti menyusun modul pelatihan manajemen stress yang dilanjutkan dengan tahap uji validasi yang akan menggunakan metode presentasi, FGD dan wawancara serta pelaksanaan pelatihan. Dan tahap terakhir adalah melakukan serangkaian evaluasi pelatihan yang meliputi evaluasi reaksi, dan evaluasi pembelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi tahap pembelajaran dengan melakukan perhitungan melalui uji statistik non parametric diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan skor antara pre test dan post test. Berdasarkan hasil tersebut, maka pengetahuan peserta pelatihan mengalami peningkatan, sehingga diasumsikan peserta akan mampu mengaplikasikan materi-materi yang diberikan dalam pelatihan pada pekerjaannya. Berdasarkan hasil wawancara dalam pengumpulan data, diperoleh bahwa operator data entry mampu mengaplikasikan strategi yang dipelajari dalam pelatihan untuk meningkatkan konsentrasi kerjanya sehingga berdampak pada peningkatan kualitas kerja. Berdasarkan hal tersebut maka penyusunan modul pelatihan manajemen stres pada operator data entry PT.X sudah mampu menjawab kebutuhan di lapangan. |