Jumlah gangguan jiwa di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, namun peningkatan ini tidak diimbangi dengan peningkatan fasilitas, sumber daya serta perbaikan kebijakan di bidang kesehatan. Terbatasnya lembaga atau rumah sakit yang memberikan layanan terhadap orang-orang dengan gangguan jiwa menjadi salah satu penyebab para penderita tidak selalu dimungkinkan untuk mendapatkan perawatan dengan semestinya. Selain itu, jika tersedia tempat perawatan yang layak, keterbatasan ekonomi sebagian besar masyarakat membuat mereka berpikir ulang untuk memeriksakan kesehatan jiwa keluarganya di RSJ. Perhatian yang belum memadai terhadap bidang kesehatan jiwa juga menyebabkan pemberian informasi kepada masyarakat menjadi sangat kurang. Masyarakat bahkan masih mempunyai anggapan, pemahaman serta persepsi yang salah terhadap gangguan jiwa. Ditambah lagi, adanya stigma di masyarakat terkait dengan gangguan jiwa menyebabkan masyarakat enggan untuk memeriksakan diri ke RSJ. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar masyarakat yang anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa, memutuskan untuk merawat anggota keluarganya di rumah atau ada pula yang “menitipkan” anggota keluarganya ke berbagai tempat alternatif, misalnya shelter, yayasan dan organisasi sosial yang dikelola oleh lembaga keagamaan, yang biasanya sangat peduli pada kesehatan orang lain sehingga bersedia menampung berbagai kalangan, termasuk mereka yang datang dengan gangguan jiwa. Di tempat-tempat tersebut para penderita gangguan jiwa, dalam hal ini, skizofrenia, mendapatkan pelayanan kesehatan serta pendampingan dari para caregivers. Pada umumnya, karena bekerja pada instansi pelayanan kesehatan dan lingkup pelayanan sosial, caregivers telah dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam menangani orang-orang yang memiliki keterbatasan, namun ternyata kenyataannya tidak seperti itu. Caregivers yang bekerja pada shelter, organisasi sosial serta yayasan yang menampung penderita skizofrenia, memiliki pengetahuan yang sangat minim mengenai skizofrenia. Penelitian ini juga mengungkap bahwa mereka memiliki kebutuhan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai skizofrenia. Melihat kenyataan tersebut, penelitian ini bermaksud memberikan suatu pengetahuan tentang skizofrenia yang disusun dalam bentuk yang aplikatif, sederhana dan mudah untuk dipahami, yaitu dalam bentuk booklet dan modul pengetahuan tentang skizofrenia pada caregivers yang mendampingi penderita skizofrenia. |