Aktivitas memotret dengan handphone berkamera telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Saat ini, handphone berkamera telah menjamur dimana-mana dengan spesifikasi yang terus diperbaharui oleh produsen. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini, karena sampai saat ini belum ada penelitian yang membahas tentang aktivitas memotret dengan handphone berkamera di Indonesia. Masyarakat dunia menkonstruk pemikiran bahwa kompetensi dalam menggunakan teknologi adalah budaya maskulin, jadi yang mahir menggunakan teknologi adalah pria. Berdasarkan berbagai penelitian yang diadakan di luar negeri, handphone berkamera telah menjadi satu alat fotografi baru yang memampukan wanita untuk turut mahir menggunakannya. Berkat handphone berkamera, wanita lebih mandiri dalam fotografi dan tidak hanya menjadi objek foto. Masyarakat Indonesia juga menganut budaya maskulin, untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini di Indonesia untuk melihat apakah ada perbedaan penghayatan konsumen pria dan wanita saat melakukan aktivitas memotret dengan handphone berkamera. Peneliti menggunakan teori Archetype untuk mengukur penghayatan konsumen saat melakukan aktivitas memotret dengan handphone berkamera. Alat tes yang digunakan dalam penelitan ini adalah Archetype-Activity Battery Test yang disusun oleh tim penelitian payung Archetype dalam Activity. Berdasarkan uji psikometri, alat tes ini sudah valid dan reliable untuk digunakan. Karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pria dan wanita yang berada dalam tahap perkembangan dewasa muda dengan rentang usia 18 – 30 tahun, memiliki handphone berkamera dan menggunakannya untuk memotret secara rutin dengan frekuensi minimal satu kali dalam seminggu. Berdasarkan hasil penelitian, tiga Archetype yang dominan aktif pada aktivitas memotret dengan handphone berkamera adalah Hero, Explorer dan Creator. Pada ketiga Archetype tersebut, tidak terdapat perbedaan penghayatan antara pria dan wanita. Hal ini menjelaskan bahwa handphone berkamera juga menjadi alat fotografi baru yang memampukan wanita Indonesia untuk lebih mandiri di bidang fotografi. Peneliti juga melakukan penelitian tambahan tentang gambaran aktivitas memotret dengan handphone berkamera, yang hasilnya menjelaskan tentang frekuensi memotret dalam satu minggu, lokasi pemotretan, objek foto manusia, objek foto non-manusia, konteks memotret, proses selanjutnya, jenis handphone berkamera yang digunakan, dan pengetahuan konsumen mengenai spesifikasi dan pengaturan fitur kamera dalam handphone berkamera miliknya. |