Cara yang dapat dilakukan investor untuk mengurangi risiko investasi adalah dengan membentuk suatu portofolio. Portofolio yang diinginkan adalah portofolio optimal yaitu portofolio yang memberikan return maksimal dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggung investor. Cara untuk membentuk portofolio optimal tersebut adalah dengan mengukur rasio excess return-to-beta dari saham-saham yang tersedia kemudian membandingkannya dengan cut-off point untuk menentukan layak atau tidaknya suatu saham diikutsertakan dalam portofolio tersebut. Skripsi ini bertujuan membentuk portofolio optimal dari saham industri pertambangan pada tahun 2007. Data yang digunakan adalah data harga penutupan saham dan IHSG pada akhir bulan serta data suku bunga Sertifikat Bank Indonesia sebagai aset bebas risiko. Hasil yang diperoleh yaitu terdapat dua saham yang membentuk portofolio optimal yaitu saham TINS dengan proporsi 30% dan saham BUMI sebesar 70%. Tingkat pengembalian aktual portofolio tersebut pada tahun 2007 sebesar 17,34% sehingga lebih menguntungkan daripada investasi pada aset bebas risiko dengan return 8,60%. Return tersebut juga lebih besar daripada return pasar (3,55%). Risiko portofolio sebesar 11,31%, masih lebih kecil daripada risiko individu saham TINS (17,36%) maupun BUMI (13,62%). Hal ini membuktikan teori diversifikasi saham, yaitu bahwa risiko saham bisa dikurangi dengan menyertakan saham tersebut ke dalam portofolio. |