Kemajuan pesat dalam teknologi informasi telah mengubah pola persaingan perusahaan dari persaingan industri menjadi informasi. Perubahan ini, tentunya juga mengubah acuan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja yang biasa dilakukan adalah menggunakan pengukuran tradisional yang hanya memfokuskan pada pengukuran keuangan. Pengukuran seperti itu dianggap tidak memadai lagi bagi manajemen untuk memperoleh informasi bagi kelangsungan hidup perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan perlu menambahkan lagi dengan pengukuran kinerja non-keuangan. Pengukuran kinerja yang baru ini, disebut Balanced Scorecard. Didalam Balanced Scorecard terdapat empat perspektif, dimana selain mempertahankan sisi keuangan juga ditambah dengan tiga perspektif lainnya, yaitu pelanggan, proses bisnis internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran. PT Tindodi Karya Lestari, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, tentu saja berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dalam era persaingan informasi ini. Dalam usaha mewujudkan hal itu, PT Tindodi Karya Lestari dicoba untuk menerapkan Balanced Scorecard sebagai suatu pengukuran kinerja yang baru menggantikan pengukuran yang lama. Dengan Balanced Scorecard, PT Tindodi Karya Lestari diharapkan tidak hanya mampu melihat dalam jangka pendek tetapi juga mampu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk jangka panjang. Pengukuran kinerja PT Tindodi Karya Lestari berdasarkan metode konvensional (menggunakan perspektif keuangan) memberikan hasil BAIK. Sedangkan berdasarkan metode Balanced Scorecard, kinerja perusahaan memberikan hasil BAIK. Walaupun hasil kedua metode tidak terlalu signifikan, tetapi analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard jauh lebih rinci dan berfokus pada masa depan. |