Persediaan merupakan elemen yang penting di dalam perusahaan dagang dan industri. Sumber utama pendapatan perusahaan jenis ini berasal dari penjualan barang. Ada dua macam sistem pencatatan persediaan, yaitu sistem pencatatan periodik dan sistem pencatatan perpetual. Di dalam menghitung nilai persediaan dapat dilakukan melalui perhitungan harga pokok penjualan, yaitu metode FIFO, LIFO, dan Average. Masing-masing metode memberikan pengaruh yang berbeda terhadap laba yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu ditentukan metode mana yang paling sesuai dengan kegiatan perusahaan. PT KARYA MAJU adalah perusahaan industri yang mengolah bahan baku yang dibelinya melalui impor dan lokal sehingga ada konversi dari valuta asing ke Rupiah dalam transaksi pembeliannya. Hal ini menarik perhatian penulis untuk mengetahui sistem pencatatan yang dipergunakan serta cara menghitung laba kotornya. Hasil penelitian ini menunjukkan PT KARYA MAJU menggunakan sistem perpetual dengan menghitung nilai persediaan melalui perhitungan harga pokok Moving Average. Dalam pembahasan untuk mengetahui laba kotor, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa metode FIFO memberikan laba kotor yang paling besar dibandingkan dengan metode-metode yang lainnya. Hal ini telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). |