Pacaran biasanya diasosiasikan dengan hal-hal yang indah, seperti berbagi kasih sayang, belaian lembut, dan sebagainya. Nyataannya hal indah tersebut tidak selalu terwujud. Banyak hal diluar dugaan yang terjadi, seperti kekerasan dalam pacaran (KDP). Kekerasan dalam berpacaran terus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Menurut data dari Komnas Perempuan, pada tahun 2004 terdapat 321 kasus KDP yang teridentifikasi. Pada tahun 2005 tercatat 635 kasus KDP yang terjadi. Pada tahun 2006, terdapat 816 kasus KDP yang tercatat, dan tahun 2007 terdapat 776 kasus KDP. Jumlah kasus yang sebenarnya terjadi bisa lebih banyak, karena hanya sebagian kecil korban yang melaporkan kasus KDP nya ke pihak yang berwenang, dan biasanya kasus tersebut sudah dalam tahap yang berat. KDP dapat menimbulkan banyak sekali dampak negatif bagi korban, seperti menyalahkan dirinya, menganggap dirinya bertanggungjawab atas KDP yang dialaminya, ketakuan, kecemasan dan sebagainya yang bisa mempengaruhi kesejahteraan korban secara psikologis, atau sering disebut psychological well being (PWB). Psychological well being menurut Ryff, terbagi dalam 6 dimensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran PWB serta dimensi-dimensinya pada perempuan dewasa muda yang mengalami KDP. Penelitian ini bersifat deskriptif. Subjek penelitiannya adalah perempuan dewasa muda (19-24 tahun), yang mengalami KDP, dengan terlebih dahulu dilakukan proses screening menggunakan kuesioner KDP. Alat ukur PWB dari Ryff juga dogunakan untuk mendapatkan gambaran PWB subjek. Data yang didapat kemudian dianalisa dengan bantuan program Microsoft Excel dan SPSS dalam perhitungan. Analisa dilakukan berdasarkan teori PWB dari Ryff (1995) dan gabungan teori KDP dari beberapa sumber. Hasil yang didapat adalah mayoritas subjek memiliki skor PWB yang sedang. Subjek yang mengalami KDP dalam frekuensi yang rendah memiliki skor pada dimensi-dimensi PWB yang cenderung sedang dan tinggi. Sedangkan subjek yang mengalami KDP dalam frekuensi tinggi cenderung memiliki skor yang rendah pada setiap dimensi PWB, kecuali pada dimensi hubungan positif dengan orang lain yang cenderung sedang. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa KDP bisa berdampak psikologis bagi korban khususnya dalam kaitannya dengan kesejahteraan psikologis. Dampak tersebut jika dibiarkan dan terus berlanjut dapat berakhir dengan gangguan psikologis, maupun kematian atau bunuh diri. Oleh karena itu, berbagai penelitian dan aksi nyata untuk pencegahan maupun penanggulangan masalah KDP ini sangat diperlukan mengingat dampak yang cukup serius tersebut. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengupas lebih dalam lagi masalah KDP khususnya dalam hubungannya dengan PWB, sehingga hasil dari penelitian ini semakin jelas keakuratannya. Peneliti juga menyarankan diadakannya seminar, penyuluhan atau kegiatan yang dapat mensosialisasikan masalah KDP ini kepada para remaja dan dewasa muda yang mulai berpacaran, juga kepada orang tua, pihak sekolah maupun universitas. Dengan adanya pensosialisasian tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai masalah dan dampak dari KDP. |