Anda belum login :: 12 Jun 2025 19:01 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Hubungan Tingkah Laku Asertif dengan Kekerasan dalam Pacaran pada Remaja Putri yang Berpacaran
Bibliografi
Author:
ROSIPIA, CAECILIA CARLA
;
Sukmaningrum, Evi
(Advisor)
Topik:
Tingkah Laku Asertif
;
Kekerasan
;
Pacaran
;
Remaja
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2009
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Caecilia Carla Rosipia's 1 Undergraduate Theses.pdf
(378.29KB;
204 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FP-1357
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Kasus kekerasan dalam pacaran selalu meningkat setiap tahunnya dan memiliki dampak negatif yang dapat menimbulkan konsekuensi yang panjang dalam hidup remaja. Kekerasan dalam pacaran ini lebih banyak dialami oleh remaja putri, dan remaja putri juga rentan terkena kekerasan seksual dari pasangannya serta lebih mengalami banyak luka-luka baik fisik maupun emosional daripada remaja putra. Terjadinya kekerasan dalam berpacaran ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah adanya internalisasi peran jender. Peran jender yang sudah terinternalisasi tersebut, turut mempengaruhi bagaimana seseorang menyikapi konflik dalam hubungan berpacaran. Dalam prosesnya, wajar jika terjadi konflik atau perselisihan dalam berpacaran, namun konflik itu sendirinya pada akhirnya dapat menjadi kekerasan jika individuindividu di dalamnya tidak menyikapinya dengan toleransi dan bertingkah laku asertif terhadap pasangannya. Bagaimana remaja putri bertingkah laku asertif pada pasangannya juga turut dipengaruhi oleh internaliasi peran jender. Seharusnya, melalui tingkah laku asertif para remaja diharapkan dapat mengadakan hubungan sosial dengan teman sebaya, terutama ditekankan pada hubungan interpersonal baik sejenis atau lawan jenis, yakni pasangannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara tingkah laku asertif dengan kekerasan dalam pacaran pada remaja putri yang berpacaran.Untuk melihat hubungan antara tingkah laku asertif dan kekerasan dalam pacaran peneliti menyusun sendiri kuesioner tingkah laku asertif dan kekerasan dalam pacaran. Untuk variabel tingkah laku asertif peneliti akan menyusun kuesioner tingkah laku asertif yang mengacu pada tingkah laku asertif remaja putri dalam situasi berpacaran, dengan menggunakan teori tingkah laku asertif dari Rathus. Sedangkan untuk variabel kekerasan dalam pacaran disusun kuesioner kekerasan dalam pacaran berdasarkan teori-teori bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran. Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri yang berpacaran dengan rentang usia 16 tahun sampai 22 tahun, lama berpacaran minimal dua bulan, serta jenjang pendidikan remaja putri yang berada pada tingkat Sekolah Menegah Umum dan atau Sederajat serta Perguruan Tinggi dan atau sederajat. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 137 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif antara tingkah laku asertif dengan kekerasan dalam pacaran pada remaja putri yang berpacaran, yakni semakin tinggi tingkah laku asertif yang dimiliki, semakin rendah kekerasan dalam pacaran yang diterima oleh remaja putri. Semua aspek kekerasan dalam pacaran memiliki hubungan dengan tingkah laku asertif, terkecuali aspek kekerasan spiritual. Hasil analisa tambahan juga menemukan bahwa kelompok remaja putri pada usia 17 tahun dan berada pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah Umum dan atau sederajat merupakan kelompok remaja putri yang tidak asertif serta memiliki angka korban kekerasan dalam pacaran yang terbanyak. Penelitian ini mengungkap bahwa tingkah laku asertif menjadi salah satu aspek yang penting untuk dimiliki oleh remaja putri untuk mencegah dan mengatasi kekerasan dalam pacaran. Dengan demikian, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi para remaja yang berpacaran agar dapat pacaran dengan sehat dan terhindar dari kekerasan dalam pacaran. Selain itu juga dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi institusi pendidikan agar lebih memperhatikan masalah kekerasan dalam pacaran, sehingga dapat memberikan program preventif, seperti pelatihan tingkah laku asertif dan program intervensi bagi remaja putri yang terkena kekerasan dalam pacaran.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.109375 second(s)