Anda belum login :: 03 Nov 2025 09:08 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Perbedaan Kreativitas Verbal yang Dimiliki Oleh Remaja yang Belajar Musik Klasik, Musik Jazz, dan yang Tidak Belajar Musik
Bibliografi
Author:
YOHANNA
;
Pandia, Weny Savitry S.
(Advisor)
Topik:
Kreativitas
;
Belajar Musik Klasi
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2007
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Yohanna's Undergraduate Theses.pdf
(668.45KB;
78 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FP-1313
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Kreativitas sangat penting bagi perkembangan manusia. Kreativitas adalah kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru (Barron, 1965). Kreativitas membantu manusia untuk dapat menemukan berbagai alternatif jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi. Tanpa adanya kreativitas, manusia akan sulit berkembang di tengah keadaan dunia yang serba dinamis. Ketika seseorang memasuki usia remaja, banyak perubahan yang terjadi dalam dirinya. Remaja mengalami perubahan secara fisik dan psikis. Perubahanperubahan tersebut seringkali menimbulkan kegelisahan pada remaja. Remaja juga mulai dihadapkan pada berbagai keputusan untuk hidupnya. Remaja mengalami masa-masa yang penuh tuntutan dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kreativitas sangat dibutuhkan untuk dapat membantu mereka melakukan penyelesaian masalah. Kreativitas dapat tumbuh dan berkembang jika didukung oleh situasi yang kondusif. Beberapa hal eksternal yang mempengaruhi kreativitas adalah situasi yang kondusif dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam hal ini, faktor pola asuh orang tua menjadi hal yang dianggap paling mempengaruhi kreativitas seseorang karena pola asuh orang tua sudah dirasakan sejak lahir. Selain faktor-faktor di atas, kreativitas juga dapat ditingkatkan dengan belajar musik. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa penelitian tentang pengaruh musik terhadap perkembangan kreativitas. Penelitian sebelumnya banyak yang menghasilkan suatu kesimpulan bahwa musik klasik dan jazz dapat meningkatkan kreativitas seseorang. Perbedaan metode pembelajaran antara musik klasik dan jazz memungkinkan perbedaan kemampuan kreativitas yang dihasilkan para siswanya. Penelitian kuasi-eksperimental ini berusaha melihat perbedaan kemampuan kreativitas yang dihasilkan oleh remaja yang belajar musik klasik, jazz, dan yang tidak belajar musik. Populasi penelitian ini terbagi atas tiga kelompok. Populasi remaja yang belajar musik klasik dan jazz adalah mereka yang berusia 12 sampai 22 tahun dan mengikuti pembelajaran musik minimal level 2 di sekolah musik Farabi, YPM, IKJ, dan Yamaha. Sementara itu, populasi remaja yang tidak belajar musik adalah mahasiswa Universitas Atmajaya yang berusia maksimal 22 tahun dan memilih sendiri jurusan kuliah yang mereka minati. Pada awalnya, digunakan kuesioner pola asuh untuk menyamakan karakter subyek penelitian. Subyek penelitian dipilih dengan teknik purposive sampling dengan jumlah 37 remaja yang belajar musik klasik, 35 remaja yang belajar musik jazz, dan 40 remaja yang tidak belajar musik. Untuk mengukur skor kreativitasnya, peneliti menggunakan alat Tes Kreativitas Verbal (TKV) karena paling mampu merepresentasikan teori yang digunakan penulis sebagai acuan, yaitu teori Guilford (1950). Tes ini mengukur kemampuan seseorang mengeksplorasikan ide-ide dalam bentuk verbal, oleh karena itu, hasil skornya lebih mengarah kepada kemampuan verbalnya. Tes Kreativitas Verbal diadministrasikan kepada 18 remaja yang belajar musik klasik, 10 remaja yang belajar musik jazz, dan 17 remaja yang tidak belajar musik. Penulis menggunakan uji terpakai dalam penelitian ini karena populasi subyek penelitian yang berjumlah kecil dan sulit didapatkan. Berdasarkan perhitungan dengan statistik non-parametrik metode Kruskall-Wallis one-way analysis of variance by ranks, didapatkan bahwa ada perbedaan kreativitas antara remaja yang belajar musik klasik, musik jazz, dan remaja yang tidak belajar musik. Tetapi, berdasarkan hasil skor kreativitas diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan kreativitas tertinggi diperoleh pada remaja yang tidak belajar musik. Penulis melakukan beberapa analisis tambahan, dan didapatkan suatu kesimpulan bahwa perbedaan jumlah subyek berdasarkan jenis kelamin turut mempengaruhi hasil penelitian. Selain itu, penggunakan alat tes kreativitas yang bermuatan verbal dirasa kurang dapat mengukur kemampuan kreativitas seseorang secara keseluruhan. Penelitian ini memberikan saran praktis yakni bagi praktisi psikologi untuk dapat melakukan pengembangan alat ukur kreativitas di Indonesia. Selain itu, penulis juga memberikan saran kepada lembaga pendidikan musik untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan musiknya
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.09375 second(s)