PT. X adalah sebuah perusahaan jasa konstruksi yang bergerak dalam bidang pemasangan sistem pipa (pipelining system) untuk penyaluran gas dan minyak bumi. Dalam pelaksanaan kegiatan konstruksinya, PT. X melakukan perencanaan proyek, mulai dari jadwal proyek sampai dengan biaya proyek yang dibuat untuk satu kali proyek berjalan. Pada saat ini, pembuatan jadwal proyek menggunakan sistem penjadwalan Critical Path Method (CPM) dan untuk pengukuran performansi konstruksi hanya membandingkan anggaran dan biaya aktual saja. amun dalam pelaksanaannya untuk proses konstruksi pipelining HDD di lima wilayah konstruksi yakni Sungai Batanghari, Sungai Lalang (1), Sungai Lalang (2), Sungai Bengawan Solo dan Wilayah Busem mengalami keterlambatan. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis melakukan suatu usulan perbaikan penjadwalan dari sistem yang telah ada saat ini yaitu dengan menggunakan Critical Chain Project Management (CCPM). amun sebelumnya, akan dilakukan pengukuran performansi konstruksi untuk melihat penyimpangan yang terjadi dengan menggunakan metode Earned Value Management System (EVMS). EVMS merupakan suatu metode sistematis untuk melakukan pengukuran suatu kegiatan yang mengintegrasikan biaya, jadwal, dan nilai pencapaian kegiatan yang disebut Earned Value. Dengan menggunakan data-data tersebut, EVMS dapat mengidentifikasi terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang didapat dari nilai variansi. Selain itu juga, EVMS dapat mengestimasi berapa nilai yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pada akhir proyek berdasarkan tingkat performansi. Pengukuran performansi ini dilakukan pada kelima wilayah konstruksi pipelining HDD. CCPM merupakan suatu metode penjadwalan yang dikembangkan dari Theory of Constraint (TOC). Dalam CCPM ini semua waktu ambang diletakkan di luar dari durasi waktu setiap proyek dan selain itu pula pada CCPM dilakukan pengurangan durasi waktu sebesar 50%. Sistem penjadwalan ini akan mempercepat jadwal yang telah direncanakan. Dari hasil pengukuran yang dilakukan maka diketahui bahwa performansi konstruksi pipelining HDD mengalami penyimpangan sebesar sekitar 12%. Hal ini menyebabkan terjadi keterlambatan pengerjaan proyek konstruksi pipelining HDD. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode CCPM untuk melakukan perbaikan jadwal yang terlambat. Dengan dilakukakannya percepatan jadwal maka akan ada akibatnya yakni penambahan biaya. Percepatan proyek yang dapat dilakukan adalah mempercepat proyek dari 313 hari menjadi 233 hari. Penambahan biaya ini disebut dengan biaya pekerjaan dipercepat. Penambahan biaya pekerjaan dipercepat ini berkisar dari 5% - 12%. |