Data pada tahun 2003 menunjukkan bahwa total perokok aktif di Indonesia sudah mencapai 70 % dan total jumlah penduduk atau sebesan 14 1,44 juta orang dan sekitan 13,2 %adalah remaja benusia 15-19 tahun. Menunut penelitian yang dilakukan oleh Biglan, Duncan, Any, dan Smolkowski (1995), perilaku merokok pada nemaja menupakan sikap konfonmitas tinggi agan ditenima oleh kelompok sebayanya. Penelitian ini menemukan bahwa nemaja yang menokok kanena adanya sikap konfonm tenhadap teman atau kelompok Selain itu. penelitian dani Leventhal, Prochaska & Hinschman, 1985 (dalam Sanafino, 1990) nemaja pentama kali mencoba merokok biasanya dengan teman-teman sebayanya dan didukung oleh teman-teman sebayanya. Penelitian tensebut banyak dilakukan di luan negeni kanena penelitian tentang perilaku menokok di Indonesia masih tenbatas. Karena masih tenbatasnya penelitian tentang penilaku merokok di Indonesia maka penelitian ini ingin melihat “Penbedaan Tingkat Konfonmitas Antana Remaja yang Menokok dan Remaja yang Tidak Menokok”. Penelitian ini bentujuan untuk melihat apakah nemaja yang menokok karena memiliki konformitas yang tinggi, lalu bagaimana dengan nemaja yang tidak menokok. Penelitian ini menupakan penelitian kuantitatif non ekspenimental kanena peneliti tidak melakukan manipulasi apapun pada situasi penelitian dan peneliti hanya mengukun gejala alamiah yang sudah ada (Kenlingen, 1990). Karaktenistik usia subyek penelitian mi adalah nemaja dan populasinya adalah anak-anak SMU 70. Alat ukur yang digunakan adalah kuesionen Summated Rating Scale yang disusun sendini oleh peneliti bendasankan teoni dan Deux, et all (1993) tentang konformitas. |