Salah satu kanker yang perlu diwaspadai oleh wanita Indonesia adalah kanker payudara karena menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim. Sebagai wanita, payudara dianggap sebagai salah satu bagian yang penting dari tubuh, namun sayangnya tidak semua wanita memperhatikan kesehatan payudaranya. Hingga saat ini belum ditemukan penyebab pasti timbulnya kanker payudara, namun ada sejumlah faktor resiko yang memicu timbulnya kanker payudara. Di jaman sekarang ini, pengobatan dan treatment bagi penderita kanker payudara sudah semakin berkembang, namun efek yang ditimbulkan masih kurang menguntungkan terutama pada aspek fisik, sosial, dan psikologis. Kemoterapi merupakan salah satu treatment yang paling ditakuti oleh para penderita kanker payudara. Simptom-simptom yang ditimbulkan membuat para pasien stress antara lain karena mual, muntah dan kelelahan. Pada umumnya, simptom-simptom yang menimbulkan stress adalah simptom yang mengurangi daya stamina si penderita. Rasa tidak percaya diri turut mempengaruhi performance para penderita di hadapan pasangan, keluarga maupun masyarakat sekitar. Akibatnya, pasien mengalami penurunan aspek fisik, sosial, emosional, dan fungsional yang erat hubungannya dengan Quality of Life (QOL). QOL merupakan pernyataan dan persepsi individu sebagai bentuk evaluasi secara subjektif dari faktor-faktor yang mempengaruhi individu, baik yang positif ataupun negatif. QOL juga bersifat multidimensional yang artinya dalam pengukurannya terdiri dari domain-domain. Beberapa intervensi psikologis dikembangkan bagi para penderita kanker payudara, salah satunya adalah art therapy. Art therapy merupakan suatu suportif terapi bagi penderita kanker payudara. Terapi ini merupakan suatu bentuk ekspresi art dan imageri oleh individu yang mengalami sakit secara fisik, ataupun sedang menjalani proses medis seperti operasi dan kemoterapi. Terapi ini dilakukan dengan cara menyediakan media sebagai sarana ekspresi dan komunikasi perasaan yang tidak dapat disampaikan dan dimengerti oleh media lain. Media art therapy yang dipilih adalah gambar. Diharapkan dengan art therapy, para wanita yang menderita kanker payudara dapat mengekspresikan emosi negatif yang dirasakan dan merefleksikan harapannya sehingga dapat membantu mengurangi dan beradaptasi dengan rasa sakit dan efek-efek psikologis yang timbul dari treatment yang dijalani sehingga diharapkan akan meningkatkan QOL penderita. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan art sebagai suportif terapi terhadap quality of life (QOL) penderita kanker payudara di Jakarta. Jenis penelitian ini adalah quasi- experimental one group pre test-post test design. Tehnik sampling yang akan digunakan adalah non random sampling dengan jenis convenience sampling. Populasi penelitian ini adalah wanita middle adulthood (40-65 tahun) yang menderita kanker payudara stadium I-III dan sedang menjalani kemoterapi yang berdomisili di Jakarta. Instrumen yang digunakan adalah Functional Assessment of Cancer Treatment-Breast (FACT-B) yang terdiri dari 36 item. Tehnik analisis yang akan digunakan adalah wilcoxon test. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh art sebagai suportif terapi pada dimensi kesehatan fisik, emosional, fungsional, dan tambahan. Suportif terapi yang berlangsung selama 5 session membantu para penderita untuk melepas emosi negatif, mengekspresikan perasaan, pengalihan fokus, merefleksikan harapan, relaksasi dan adaptasi. Sedangkan pada dimensi sosial, art therapy tidak memberi pengaruh. Hal ini dapat disebabkan karena sebagian besar subjek merupakan keluarga dengan tipe tradisional, sehingga para penderita lebih realistis dalam mengharapkan dukungan emosional dari pasangan. Tipe keluarga tradisional juga lebih menekankan pada aspek pembagian peran dibanding pendekatan emosional. Beberapa saran praktis juga disertakan dalam penelitian ini antara lain penggunaan art therapy sebagai suportif terapi bagi penderita penyakit payudara yang sedang menjalani kemoterapi di rumah sakit. |