Anda belum login :: 06 May 2025 10:54 WIB
Detail
BukuGambaran Sexual Double Standard pada Pria dan Wanita Dewasa Muda di Jabotabek
Bibliografi
Author: PRIMAPUTRI, AYUNDA ; DANNY IRAWAN YATIM (Advisor)
Topik: Sexual Double Standard; Jenis Kelamin; Dewasa Muda
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2007    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-1275
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Peran gender adalah sejumlah sikap dan perilaku yang dianggap normal dan pantas dilakukan oleh individu dengan jenis kelamin tertentu dalam suatu budaya tertentu (Crooks & Baur, 2002). Sebagai hasil bentukan sosial, tentunya peran gender sebagai sesuatu yang dinamis dan bias disesuaikan dengan kondisi yang dialami seseorang, bisa berubah-ubah dalam waktu, kondisi dan tempat yang berbeda sehingga sangat mungkin dipertukarkan di antara pria dan wanita. Sekarang ini sudah mulai terjadi pergeseran sehingga mengakibatkan kesetaraan antara pria dan wanita. Wanita berpendidikan tinggi, memiliki karir yang cemerlang, wanita menjadi supir bis dan presiden, pria menjadi guru tk atau suster, wanita masuk fakultas teknik sementara pria masuk fakultas psikologi sudah bukan menjadi hal yang tabu lagi. Dalam hal seksualitas, perubahan in terlihat dari semakin permisifnya perilaku seksual generasi muda (Sarwono, 2004). Terlepas dari hal ini, pria dan wanita tetap memiliki “aturan-aturan” tersendiri bila menyangkut seksualitas. Aturan yang berbeda ini mucul dalam bentuk adanya sexual double standard di masyarakat (Milhausen & Herold, 1999). Sexual double standard adalah suatu keyakinan bahwa perilaku seksual seperti hubungan seks pranikah, banyaknya pasangan serta berhubungan seks pada usia muda, didalam sebuah hubungan yang baru atau dalam sebuah hubungan tanpa komitmen, dapat diterima bila dilakukan oleh seorang pria namun tidak dapat diterima bila wanita yang melakukannya (Muehlenhard & Quackenbush, 1996). Karena hal inilah, peneliti tertarik untuk melihat gambaran sexual double standard pada pria dan wanita dewasa muda di Jabotabek. Individu dewasa muda dipilih menjadi sampelnya karena pada masa ini aktivitas seksual dan reproduksi pada masa dewasa muda merupakan sesuatu yang sangat alami dan penting (Papalia, 2001). Penelitian ini termasuk penelitian non-eksperimental deskriptif karena hanya berupa pendeskripsian atau pemaparan secara sistematik dari hasil temuan yang berdasarkan suatu data faktual (Sandjaya & Heriyanto, 2006). Dependent Variable (DV) dalam penelitian ini adalah sexual double standard sedangkan Independent Variable (IV) dalam penelitian ini adalah jenis kelamin. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi di Jabotabek yang berada pada tahap usia dewasa muda (20 tahun sampai 40 tahun) yang didapat dengan menggunakan teknik accidental sampling. Peneliti menggunakan Muehlenhard-Quackenbush Sexual Double Standard Scale. Skala ini memiliki 26 item yang terdiri atas 12 item favourable dan 14 item unfavorable dengan 6 item individual yang membandingkan sikap terhadap perilaku seksual pria dan wanita dalam satu pernyataan dan 20 item yang berpasang-pasangan dengan pernyataan tentang perilaku seksual yang pararel bagi pria dan wanita. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode internal consistency, yaitu dengan perhitungan korelasi antara skor tiap item dengan skor total sedangkan uji reliabilitas (wanita dan pria dilakukan secara terpisah) dilakukan dengan menggunakan prosedur perhitungan reliabilitas Cronbach’s Alpha dan diperoleh hasil untuk wanita sebesar 0,801 dan untuk pria sebesar 0,836. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah 92,5 persen responden pria dan 100 persen responden wanita dewasa muda memiliki keyakinan bahwa perilaku seksual seperti hubungan seks pranikah, banyaknya pasangan serta berhubungan seks pada usia muda, didalam sebuah hubungan yang baru atau dalam sebuah hubungan tanpa komitmen dapat diterima bila dilakukan oleh seorang pria namun tidak bila dilakukan oleh seorang wanita dan 7,5 persen responden pria dewasa muda memiliki keyakinan bahwa perilaku seksual seperti hubungan seks pranikah, banyaknya pasangan serta berhubungan seks pada usia muda, didalam sebuah hubungan yang baru atau dalam sebuah hubungan tanpa komitmen dapat diterima bila dilakukan oleh seorang wanita namun tidak bila dilakukan oleh seorang pria. Wanita dewasa muda juga ditemukan memiliki sexual double standard yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria dewasa muda. Ada baiknya jika dalam penelitian mengenai sexual double standard selanjutnya, peneliti hendaknya lebih memperhatikan bahasa yang dipakai dan melakukan back translation. Hal ini dapat dilakukan untuk membuat alat ukur lebih dimengerti oleh subjek sehingga dapat meminimalisir error. Pada penelitian selanjutnya peneliti menyarankan untuk menggunakan teknik random sampling, dengan menggunakan teknik ini diharapkan sampel yang diambil lebih bisa merepresentasikan sebuah kelompok populasi. Peneliti juga menyarankan agar penelitian selanjutnya menggunakan metode kuantitatif yang dilengkapi dengan metode kualitatif seperti pertanyaan-pertanyaan open-ended atau wawancara. Bila hal ini dilakukan, peneliti akan mendapatkan alasan-alasan dibalik jawaban-jawaban subjek sehingga penelitian akan lebih kaya dalam konteksnya.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.078125 second(s)