Semenjak pertengahan tahun 1997 negara-negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia dilanda krisis ekonomi, diantara keempat negara tersebut Indonesia merupakan negara yang mengalami krisis yang paling parah. Hingga kini Indonesia belum mampu bangkit dari keterpurukan tersebut, bahkan tercatat tingkat inflasi antara bulan Januari hingga Oktober 2005 mencapai 15,65%. Dalam menanggapi krisis tersebut, pemerintah Indonesia seharusnya dapat mengembangkan sistem ekonomi yang memberi peluang bagi usaha-usaha kecil untuk berkiprah dalam perekonomian nasional yang akan mendorong tumbuhnya perekonomian berbasis wirausaha, yang selanjutnya akan mendorong usaha-usaha baru. Dalam melancarkan usaha tersebut hendaknya dimulai sejak dini menumbuhkan intensi dan mengembangkan trait kewirausahaan, yaitu pada tahap perkuliahan atau mahasiswa. Data statistik menunjukkan bahwa lulusan mahasiswa yang langsung berusaha sebagai wirausaha hanya menyumbangkan 4% dari jumlah penduduk yang berwirausaha, sedangkan pada tahun 2001, lulusan mahasiswa yang langsung menjadi seorang wirausahawan naik menjadi sekitar 6% dari jumlah penduduk yang berwirausaha. Dari data ini maka dianggap penting untuk melihat seberapa jauh intensi dan trait kewirausahaan pada mahasiswa, terutama pada etnis Padang. Menurut peneliti orang-orang ber etnis Padang merupakan pekerja keras, luwes bergaul dan berani mengambil resiko untuk menghadapi tantangan yang ada di depannya, dimana hal ini sesuai dengan trait kewirausahaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang tergolong penelitian non-experimental atau dengan kata lain, tidak ada variabel yang dimanipulasi dalam penelitian ini. Untuk mengukur intensi, peneliti menyusun alat penelitian sendiri berdasarkan model intensi Shapero dan Sokol yang terdiri dari 3 elemen, yaitu perceived desirability, propensity to act, dan perceived feasibility. Sedangkan untuk 9 trait kewirausahaan peneliti menggunakan self report inventories mengenai sifat-sifat wirausaha yang disusun oleh Tamar. Sedangkan dalam pemilihan sampel, peneliti menggunakan metode accidental sampling. Sampel yang dipilih masih akan diseleksi berdasarkan kelekatan mereka dengan budayanya, penyeleksian dilakukan dengan menggunakan alat ukur Multigroup Ethnic Identity Measure. Sedangkan untuk analisis data, peneliti menggunakan teknik statistik deskriptif dan inferensial. Teknik statistik deskriptif yang akan digunakan adalah tendensi sentral, sedangkan teknik statistik inferensial yang akan digunakan adalah t-test, korelasi pearson, dan multiple regression. Sampel yang dipakai sebanyak 67 orang mahasiswa, sedangkan yang dianggap masih melekat dengan kebudayaan sebanyak 33 orang. Hasil dari penelitian ini adalah Mahasiswa/i Padang pada umumnya cenderung memiliki intensi berwirausaha yang tinggi, namun tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal intensi berwirausaha subyek mahasiswa/i Padang yang memiliki kelekatan budaya maupun yang tidak. Hal ini disebabkan karena adanya proses pembelajaran yang mungkin diperoleh oleh subyek, tidak hanya dari keluarga ataupun etnis, melainkan dari lingkungan subyek sendiri. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa dan juga pembacanya. Kiranya penelitian ini dapat memberikan informasi dan berguna bagi banyak pihak. |