Mandi merupakan kebutuhan manusia yang penting. Untuk membersihkan tubuh kita, maka kita biasanya menggunakan sabun sebagai medianya. Sabun mandi sendiri terdiri atas sabun batang dan sabun cair Hanya sabun mandi cair saja yang dapat menggunakan alat bantu sebagai media tambahan dalam membersihkan tubuh. Alat bantu yang terdapat di pasaran Indonesia saat ini terdiri dari beberapa varian shower puff, batu apung, dan sebagainya. Ada beberapa segmen alat bantu mandi yang beredar di pasaran, antara lain segmen yang mementingkan kemudahan dalam menjangkau seluruh tubuh, kebersihan secara menyeluruh, kenyamanan ketika menggunakannya, maupun kualitas bahan. Namun demikian, dari segmen – segmen tersebut belum ada yang menggabungkan kelebihan – kelebihan dari beberapa varian alat bantu mandi. Tujuan dari peneliti adalah mencoba untuk mengembangkan alat bantu mandi dengan memperbaiki kelemahan dari masing – masing jenis alat bantu yang ada. Berdasarkan kuesioner yang telah disebar, menunjukkan user interest : 87 % user setuju dengan adanya fungsi utama dan fitur tambahan dari pengembangan alat bantu mandi. Fungsi utama dari pengembangan alat bantu ini adalah fungsi kebersihan, fungsi kenyamanan, fungsi ekonomis. Fitur tambahan dari pengembangan alat bantu ini adalah fitur multi fungsi, dan fitur keamanan. Menggunakan langkah - langkah perancangan konsep produk dan perwujudan desain produk, didapatkanlah satu konsep alat bantu mandi. Rancangan konsep ini berupa konsep dengan kombinasi karakteristik dari berbagai fungsi dan subfungsi alternatif yang terbentuk pada pembentukan konsep. Sehingga konsep alat bantu mandi yang terpilih dan dikembangkan menjadi prototype adalah alat bantu mandi dengan bentuk seperti raket di mana terdapat 2 pegangan yaitu di atas dan samping. Selain itu, bahan untuk membersihkan tubuh bisa diganti – ganti atau dicopot sesuai dengan kebutuhan.Kemudian, setelah menentukan konsep mana yang akan dikembangkan, dilakukanlah peletakan elemen secara geometris dan fungsi, penentuan part – part yang dibutuhkan dan penentuan dimensi dari setiap part pada langkah perwujudan desain. Pada akhir perancangan, pembuatan prototype kemudian dilakukan. Untuk menentukan kemampuan uji pakai produk itu, maka peneliti melakukan pengujian prototype dan menggunakan usability testing sebagai metodenya. Metode ini melibatkan user ahli dan user pemula untuk pengumpulan datanya. Setelah data dari usability testing didapat, peneliti kemudian menggunakan kuesioner akhir untuk mengetahui tanggapan dari responden terhadap kinerja alat bantu prototype secara keseluruhan. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tanggapan yang positif terhadap pengembangan alat bantu ini dan tertarik untuk membelinya. |