Penelitian ini merupakan bagian dari studi ICS Indonesia yang mengambil kelompok sampel para praktisi Indonesia yang mengalami kerja sama antar budaya asing, baik dengan atasan, bawahan, dan rekan. Sampel ini diambil atas dasar permasalahan penelitian dari para praktisi Indonesia tersebut. Kerja sama internasional di Indonesia saat ini memang terbukti cukup luas cakupannya, termasuk di dalam konteks budaya nasional collectivist dan individualist. Praktisi Indonesia tersebut sama-sama mengalami tantangan budaya dan kompetensi ICS merupakan solusi yang diperlukan untuk mengatasi tantangan budaya tersebut. Praktisi Indonesia yang bekerja pada organisasi yang berbudaya nasional collectivist dan individualist merupakan dua kelompok sampel pada penelitian ini. Kemudian selanjutnya akan digambarkan dan dianalisis masing-masing profil ICS-nya dan akan dibandingkan untuk mengetahui dimensi-dimensi apa yang berbeda. Penelitian ini menggunakan alat ukur hasil revisi dari alat ukur ICS sebelumnya. Total item hasil revisi adalah 87 item dan terdiri dari tiga aspek yang meliputi aspek kognitif (30 item), behavior (35 item), dan afektif (22 item). Ketiga aspek tersebut seluruhnya mencakup tujuh dimensi, yaitu group harmony (15 item), initial cautiousness (13 item), active sensitivity (12 item), multiculturality (14 item), conflict avoidance (12 item), musyawarah mufakat (10 item), dan implicit communication (11 item). Penelitian ini terdiri dari 117 responden, 49 dari kelompok collectivist dan 68 dari kelompok individualist dimana dipilih melalui teknik accidental sampling. Data yang telah didapat kemudian diolah dengan menggunakan beberapa teknik statistik. Pertama, z-test untuk melihat kedudukan skor satu dimensi dibanding dimensi lainnya, Kedua, uji t-test untuk membandingkan masing-masing dimensi pada kedua kelompok. Ketiga, dengan annova one-way untuk melihat profil ICS berdasarkan data tambahan, tingkat pendidikan, tingkat jabatan, dan lama kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesamaan satu dimensi yang muncul paling menonjol tinggi dan rendah pada kedua kelompok, yaitu musyawarah mufakat dan implicit communication. Sedangkan berdasarkan uji signfikansi diketahui bahwa ternyata antara kelompok collectivist dan individualist tidak signifikan berbeda pada ketujuh dimensinya. Hal ini cukup menunjukkan bahwa di antara kedua kelompok memiliki bentuk kompetensi ICS yang cenderung sama. |