Monday effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang berbicara mengenai anomali tingkat return saham pada hari Senin. Selama ini banyak penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data dari berbagai pasar modal untuk melihat apakah Monday effect juga terjadi pada pasar modal tersebut dan kalau terjadi bagaimana dengan nilainya. Peneliti menggunakan saham LQ 45 tahun 2005 sebagai data penelitian keberadaan Monday effect. Dengan menggunakan uji-t satu sampel peneliti ingin melihat apakah besarnya return pada Senin di minggu ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, dan ke-5 merupakan return saham yang signifikan. Setelah itu peneliti melanjutkan dengan menggunakan uji-t berpasangan untuk melihat apakah ada perbedaan return saham untuk Senin di minggu ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-4. Hasil uji-t satu sampel menunjukkan bahwa pada Senin minggu ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-5 terjadi return saham yang signifikan, tetapi Senin minggu ke-4 bukan merupakan return saham yang signifikan. Sedangkan hasil uji-t berpasangan memberikan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata return saham pada Senin di minggu ke-1, ke-2, dan ke-3. Tetapi jika return saham Senin minggu ke-1, ke-2, dan ke-3 dibandingkan dengan return saham minggu ke-4, terdapat perbedaan return saham yang siginifikan. |