PT. Mitra Rajawali Banjaran adalah perusahaan penghasil kondom dengan hasil produksi berupa beberapa jenis kondom, seperti sutra, kondom KB, dll. Strategi pembuatan produk PT. MRB yaitu make to order dengan proses produksi dilakukan oleh mesin. Hal ini menyebabkan proses produksi perusahaan ini sangat bergantung pada mesin. Selama ini mesin produksi dirawat dengan melakukan perawatan terjadwal berdasarkan informasi dari produsen mesin, buku panduan mesin, serta laporan pekerja. Kebijakan tersebut tetap dilakukan, walaupun saat ini beberapa assembly sudah diganti dengan merek dari produsen lain karena kelangkaan produk tersebut. Dengan melakukan kebijakan tersebut ternyata masih terdapat downtime losses pada mesinmesin produksi. Mesin pinhole test merupakan mesin dengan total downtime losses terbesar, yakni sebesar 42.825 menit selama 12 bulan (Januari 2007 sampai Desember 2007). Mengingat pentingnya pemenuhan terhadap scheduling produksi, downtime tersebut perlu diminimasi.Untuk meminimasi total downtime dari mesin pinhole test perlu dicari nilai efektifitas mesin saat ini dengan OEE, kemudian dicari penyebab kerusakan dan efek yang ditimbulkan dengan fault tree analysis dan FMECA. Dari analisis kritis FMECA diperoleh komponen rotor pada electric motor termasuk pada level kritis, dan dari langkah pertama perhitungan preventive (pareto) diketahui bahwa komponen rotor memiliki downtime terbesar. Dari identifikasi distribusi ternyata waktu antar kerusakan berdistribusi weibull dan waktu perbaikan berdistribusi lognormal yang artinya mesin sudah memasuki fasa wear out dan perlu dilakukan penggantian pencegahan disamping pemeriksaan. Untuk mengetahui keberhasilan tindakan usulan (preventive maintenance), selain dilakukan perhitungan availability dan reliability, juga dilakukan perhitungan biaya. Setelah melakukan perhitungan, ternyata efektifitas mesin pinhole test yang sebesar 75.4% masih dapat dioptimalkan menjadi minimal 85% dengan melakukan tindakan penggantian pencegahan terhadap komponen rotor pada electric motor setiap 23.000 menit dan pemeriksaan setiap 106,04 jam. Dengan melakukan tindakan tersebut komponen bearing akan mengalami peningkatan reliability sebesar 61,83% dengan nilai availability sebesar 96,83%. Selain itu, dari segi ekonomi perusahaan akan menghemat sebesar Rp. 4.695.408,- per siklus. |