Penelitian ini adalah bagian dari studi ICS Indonesia. Dalam penelitian ini, kelompok sampel yang digunakan adalah pelajar Indonesia yang dibagi dalam dua kelompok yaitu pelajar yang pernah mengikuti program pertukaran ke luar negeri (internasional) dan pelajar yang tidak pernah mengikuti program pertukaran namun berinteraksi dengan budaya berbeda dalam konteks multikultur Indonesia. Hal ini didasari pertimbangan bahwa kedua kelompok mengalami interaksi dengan budaya berbeda dalam konteks yang berlainan. Penelitian ini menggunakan alat ukur hasil revisi dari alat ICS sebelumnya. Alat hasil revisi ini terdiri dari 87 item yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu aspek kognitif (30 item), behavior (35 item), dan afektif (22 item)
yang mewakili tujuh dimensi ICS Indonesia yaitu group harmony, initial cautiousness, active sensitivity, musyawarah mufakat, conflict avoidance, multiculturality dan implicit communication. Penelitian ini melibatkan 131 responden dengan pembagian 62 responden
kelompok internasional dan 69 responden kelompok multikultural. Penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif untuk melihat mean dari tiap dimensi pada masing-masing kelompok dan uji t-test untuk membandingkan mean kedua
kelompok, analisa tambahan mengenai pengaruh jenis kelamin, asal kerabat responden, adanya rekan dari negara sama di negara tujuan, pengalaman berpindah domisili, dan perhitungan anova berdasarkan lama kepulangan kelompok internasional di Indonesia. Penelitian ini juga diperkaya dengan hasil kualitatif yaitu wawancara yang dilakukan terhadap responden dari kelompok
internasional untuk melihat pengaruh program pertukaran terhadap pengembangan diri siswa bersangkutan. Hasil penelitian ini adalah secara umum kompetensi ICS kelompok internasional dan multikultural memiliki kesamaan profil pada dimensi initial cautiousness, musyawarah mufakat dan conflict avoidance. Namun dari hasil
perbandingan ini juga ditemukan perbedaan skor pada dimensi group harmony, active sensitivity, implicit communication dan multiculturality. Hal ini
dikarenakan perbedaan pengalaman kontekstual antara kedua kelompok. Dari hasil analisa kualitatif ditemukan bahwa pengalaman mengikuti program
pertukaran memberikan dampak bagi perubahan dan perkembangan individu yang bersangkutan. Hasil penelitian ini menguatkan penelitian-penelitian ICS sebelumnya yang menyatakan adanya kesamaan profil pada kedua kelompok
diatas dan sejalan dengan asumsi bahwa kompetensi ICS multikultural apabila dimodifikasi sedemikian rupa dapat menjadi kompetensi unggulan bangsa Indonesia dalam menghadapi budaya asing. |