Orientasi homoseksual merupakan orientasi seksual yang dianggap menyimpang oleh kaum heteroseksual. Mereka yang memiliki orientasi seksual homoseksual seningkali mendapatkanperlakuan negatif dan lingkungan sosial. Hal mi disebabkan karena banyak individu yang tidak setuju dengan eksistensi mereka. Kaum homoseksual yang merupakan kaum minonitas di dalam lingkungan yang hanya menyetujui heteroseksualisme sebagai onientasi seksual rentan mengalami gangguan psikologis,sosial, maupun kekerasan fisik. Hal mi bukan tidak mungkin membawa dampak yang negatif bagi kualitas hidup mereka. Persepsi negatif masyarakat dan penilaku disknirninatif yan.g mereka terima dapat menimbulkan buruknya kondisi psikologis mereka sehingga kehidupan keseharian pun menjadi terganggu. Salah satu faktor yang dapat memberikan pengaruh positifpada kualitas hidup kaum homoseksual adalah self-disclosure (pembukaan din). Selain berpenan dalarn mereduksi ketidaknyarnanan psikologis, pembukaan dii juga dapat menimbulkan konsep din yang positif (dalam hal mi konsep positif akan homoseksualitas individu) lewat dukungan sosial yang didapat pnia gay lewat pembukaan dirinya kepada orang lain. Kondisi psikologis yang baik serta konsep yang positif akan homoseksualitasnya dapat membuat individu homoseksual mampu menjalani segala aspek dalam kehidupannya dengan baik. Dengan kata lain, kualitas hidup mereka cenderung positif. Penelitian mi menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam (in depth interview) untuk mengungkapkan makna, definisi atau deskripsi berbagai peristiwa yang dikemukakan oleh subjek penelitian. Metode wawancara tersebut dikombinasikan dengan observasi untuk memperoleh infomiasi-informasi yang sekiranya tidak dapat diperoleh pada situasi wawancara. Jumlah subjek penelitian dalam penelitian mi berjumlah dua orang, yaitu pnia gay yang teiah melakukan pembukaan diri. |