Self-efficacy yang ingin dilihat dalam penelitian ini adalah keyakinan pecandu bahwa dirinya mampu untuk dapat menghadapi dan mengatasi situasi tertentu tanpa harus menggunakan narkoba. Self-efficacy merupakan salah satu hal penting yang diperlukan pecandu dalam membantunya agar dapat terhindar dari relapse. Semakin tinggi keyakinan pecandu, maka akan semakin tinggi juga self-efficacy yang mereka miliki. Hal ini akan membantu pecandu semakin dapat bertahan abstinen. Pada saat menjalani treatment didalam panti rehabilitasi, self-efficacy pecandu mengalami peningkatan. Saat selesai menjalani treatment, pada umumnya self-efficacy mereka berada pada tingkat tertinggi. Tetapi karena self-efficacy sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan, maka setelah pecandu berada di luar panti rehabilitasi, bila ia mengalami suatu kegagalan atau penolakan dari lingkungannya, self-efficacy pecandu dapat kembali mengalami penurunan. Jika sudah begitu, kemungkinan besar pecandu dapat kembali pada kebiasaan lamanya yaitu kecanduan terhadap narkoba. Oleh karena itu, agar self-efficacy pecandu yang telah mengalami peningkatan dapat tetap terpelihara dan terjaga kekonsistensiannya, maka sebaiknya setelah selesai menjalani treatment di dalam panti rehabilitasi, pecandu mengikuti kelompok bimbingan lanjut (aftercare group). Aftercare group ini merupakan self-help group, dimana di dalamnya terdapat sumber informasi yang dapat membantu peningkatan self-efficacy pecandu, melalui performance accomplishment, verbal persuasion, vicarious learning ,dan emotional arousal. Diyakini pecandu yang mengikuti aftercare group akan memiliki self-efficacy yang lebih baik dibandingkan pecandu yang tidak mengikuti aftercare group, sehingga mereka lebih dapat terhindar dari relapse. Selain itu, peneliti juga akan melihat faktor-faktor apa yang mempengaruhi pembentukan self-efficacy pecandu setelah mereka selesai menjalani treatment di dalam panti rehabilitasi. Jenis penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan 2 orang subyek penelitian, dimana satu orang subyek mengikuti aftercare group dan satu subyek lagi tidak pernah mengikuti aftercare group, dan telah selesai menjalani suatu treatment di dalam panti rehabilitasi, serta telah bebas dari narkoba selama lebih dari 2 tahun. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam. Data yang diperoleh pertama dianalisis per subyek, kemudian dibuat analisis banding antar kasus masing-masing subyek. Dari proses analisis di dapatkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat atau terlihat perbedaan self-efficacy yang substantive antara pecandu narkoba yang mengikuti aftercare group dengan pecandu narkoba yang tidak mengikuti aftercare group. Hal ini disebabkan karena, walau satu subyek tidak mengikuti aftercare group, tetapi ia juga memperoleh hal-hal yang membantu meningkatkan self-efficacy-nya, dari orang-orang terdekat seperti keluarga, pacar, teman-teman. Sehingga kedua subyek sama-sama mendapatkan dampak positif yang membantu meningkatkan self-efficacy mereka, dan kedua subyek itu pun dapat menjaga keabstinenan mereka dalam segala situasi yang ada. |