Anda belum login :: 04 May 2025 03:22 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Hubungan Self-Esteem dengan Fungsi Gosip Influence, Knowledge, dan Intimacy pada Remaja
Bibliografi
Author:
ASMANU, CAMELIA PANDANWANGI
;
DANNY IRAWAN YATIM
(Advisor)
Topik:
Gosip
;
Self-Esteem
;
Influence
;
Knowledge
;
Intimacy.
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2007
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Camelia Pandanwangi Asmanu's Undergraduate Theses.pdf
(254.63KB;
152 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FP-1064
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Gosip seringkali danggap jahat dan tidak baik sebab di dalamnya membicarakan hal pribadi seseorang yang tidak seharusnya diketahui masyarakat luas, selain itu ketidakpastian akan kebenaran isi berita juga menjadikan gosip dianggap sebagai hal yang negatif. Gossiping dikatakan sebagai kegiatan bertukar informasi personal mengenai pihak ketiga yang tidak hadir, yang dapat dievaluasikan secara positif maupun negatif (Foster, 2004). Isi gosip yang paling menarik adalah informasi mengenai cerita-cerita yang tidak menyenangkan seperti pelanggaran-pelanggaran norma atau kebiasaan buruk, informasi
negatif seperti kemalangan atau skandal, mengenai orang-orang dengan status tinggi serta mengenai rival kita. Namun sesungguhnya jika dilihat lebih dalam lagi, kegiatan gossiping memiliki fungsi dan tujuan yang bermacam-macam, salah satunya adalah sebagai proses untuk beradaptasi dan bertahan dalam kehidupan sosial yang kompetitif, sebagai usaha untuk meningkatkan kesempatan dalam meraih kesuksesan, media untuk mengontrol perilaku dan norma dalam bermasyarakat (Noon & Delbridge, 1993). Namun pada intinya, Schmidt
(2004) mengatakan ada 3 fungsi gosip yang utama, yaitu sebagai influence atau untuk mempengaruhi situasi dan orang lain, knowledge atau untuk memperoleh pengetahuan, serta intimacy atau berfungsi untuk membangun sebuah hubungan yang lebih erat dengan orang lain. Salah satu fungsi self-serving dari gosip menurut McAndrew & Milenkovic (2002) adalah sebagai status enhancing mechanism, yaitu sebagai alat untuk meningkatkan status serta nilai penghargaan terhadap dirinya yang akan terlihat melaui peningkatan pada selfesteem seseorang. Menurut Bosson & Johnson (2005), berbagi informasi mengenai pihak
ketiga akan meningkatkan self-esteem seseorang, dikarenakan gosip umumnya meliputi pertukaran informasi mengenai orang lain (Eder & Enke, 1991) yang akan menimbulkan proses downward social comparison, yaitu proses membandingkan dengan melihat orang lain lebih rendah atau berada satu tingkat dibawah kita), hingga selanjutnya proses
downward comparison ini akan mengakibatkan peningkatan pada self-esteem seseorang
(Wert & Salovey, 2004). Salah satu masa kritis (penurunan) self-esteem terjadi pada masa perkembangan remaja. Dalam perkembangan sosial remaja, self-esteem yang positif sangat berperan dalam pembentukan pribadi yang kuat, sehat, dan memiliki kemampuan untuk menentukan pilihan. Individu yang memiliki self-esteem rendah akan cenderung bersikap malu, kaku, canggung, dan memiliki kesulitan untuk mengekspresikan dirinya (Reasoner, 1965). Sebagai gantinya mereka akan mencari berbagai cara untuk membangun dan
meningkatkan self-esteemnya, salah satu cara yang paling sering dan mudah dilakukan
adalah melalui aktifitas gossiping. Jadi selain mendapatkan pengetahuan mengenai aturan-aturan informal yang berlaku dalam suatu komunitas, memudahkan dalam bergaul, salah satu fungsi gossiping pada remaja disini juga berguna untuk meningkatkan kepercayaan diri serta self-esteemnya sehingga memudahkan remaja untuk mengembangkan social skills nya. Apakah terdapat hubungan dan bagaimanakah hubungan yang terjadi antara selfesteem dengan fungsi goisp influence, knowledge dan intimacy pada remaja? Hal inilah yang ingin dilihat oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
kuantitatif, dengan menggunakan kuesioner sebagai metode pengumpulan datanya.
Kuesioner yang diberikan terdiri dari 2 bagian, kuesioner yang mengukur self-esteem dan
kuesioner yang mengukur fungsi gosip. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur selfesteem
adalah Coopersmith Self-Esteem Inventory.
Dari ketiga fungsi gosip, ternyata yang berkorelasi signifikan dengan self-esteem adalah fungsi intimacy. Hubungan negatif antara self-esteem dengan ketiga fungsi gosip tersebut menandakan bahwa ketika seorang individu memiliki self-esteem yang tinggi maka individu tersebut cenderung untuk tidak menggunkan gosip untuk tujuan influence,
knowledge, maupun intimacy. Ditemukan juga bahwa pada subyek dengan self-esteem rendah lebih banyak yang menggunakan fungsi gosip intimacy dibandingkan dengan subyek dengan self-esteem tinggi. Sedangkan pada fungsi gosip knowledge didapatkan baik subyek dengan selfesteem tinggi maupun rendah cenderung menggunakan gosip untuk mendapatkan pengetahuan. Pada fungsi gosip influence didapatkan baik subyek dengan self-esteem
tinggi maupun rendah cenderung tidak menggunakan gosip untuk memberikan pengaruh.
Jadi didapatkan bahwa ternyata remaja akhir menggunakan gosip dengan tujuan utama untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan teman sebayanya (peer-group nya).
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.109375 second(s)