Rendahnya daya ingat siswa terhadap meteri pelajaran merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi guru. Retensi sebagai bagian dari ingatan memegang peranan penting agar dapat terjadi perubahan yang relatif permanan dalam tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, yaitu proses belajar. Tanpa adanya retensi, proses belajar tidak mungkin terjadi, begitu pula sebaliknya. Retensi siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan mereka secara aktif dalam proses pembelajaran. Peran aktif siswa dalam belajar dapat bervariasi mulai dari yang paling minimal hingga maksimal. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan retensi berdasarkan tingkat keaktifan siswa. Materi yang disampaikan adalah cerita, yaitu salah satu media untuk menyampaikan pengetahuan yang menarik dan telah akrab dengan anak – anak. Materi ini disampaikan kepada subjek penelitian dengan cara diceritakan. Penelitian ini menggunakan metode field experiment dengan desain within participants after only. Belajar secara aktif sebagai variabel independen divariasikan menjadi tiga bentuk, yaitu mendengarkan cerita, mendengarkan cerita dan menjawab pertanyaan yang diajukan penyampai cerita, dan memerankan tokoh cerita bersama – sama dengan mengikuti panduan penyampai cerita, pada saat cerita disampaikan. Cerita yang dibuat untuk masing – masing variasi berjumlah 1 buah. Retensi sebagai variabel dependen diukur dengan menggunakan kuesioner yang dibuat dengan berpedoman pada taksonomi Bloom untuk masing – masing cerita. pertanyaan untuk kuesioner dibuat dengan berbentuk short answer question. Pengukuran retensi dilakukan dua kali, setelah cerita disampaikan dan enam hari kemudian. Hasil retensi yang digunakan untuk perhitungan adalah selisih antara pengukuran pertama dan pengukuran kedua. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah purposive sampling. Usia subjek penelitian adalah 7 tahun dan sedang duduk di kelas II Sekolah Dasar. Uji coba penelitian dilakukan terhadap + 75 siswa SD Yakobus Jakarta Utara, pilot study dilakukan terhadap 24 siswa SD Sumbangsih Jakarta Barat, dan pengambilan data penelitian dilakukan terhadap 34 siswa SD Santa Ursula Jakarta Pusat. Uji kesetaraan cerita dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dinilai dengan adaptasi cara perhitungan inter – rater reliability. Uji validitas alat ukur retensi dilakukan dengan content validity, yaitu expert judgement terhadap 3 orang guru kelas II SD dan 1 orang psikolog pendidikan, sementara uji reliabilitas dilakukan dengan Kuder Richardson 20. Hasil reliabilitas kuesioner 1 adalah 0,635 ; kuesioner 2 adalah 0,698 ; dan kuesioner 3 adalah 0,615. Dari 22 item yang diujicobakan, diperoleh 11 item untuk pengambilan data penelitian. Data penelitian diolah dengan menggunakan teknik statistik repeated measure anova. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan retensi berdasarkan tingkat keaktifan anak dalam mendengarkan cerita. Dengan demikian, pendapat Sawrey dan Telford (1968) yang mengemukakan bahwa keterlibatan ego dan partisipasi aktif dapat meningkatkan retensi, tidak didukung oleh penelitian ini. Penelitian ini juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya adalah variabel sekunder berupa aktivitas antara pembelajaran dan recall yang tidak dapat dikontrol secara maksimal. Situasi pengukuran, metode yang digunakan untuk perlakuan, dan instruksi penelitian juga dapat mempengaruhi hasil penelitian yang diperoleh. Dengan demikian, peneliti menyarankan untuk memperbaiki desain penelitian dalam hal teknik kontrol terhadap variabel sekunder, teknik pengambilan data yang digunakan, dan landasan teori yang lebih kuat. Saran yang diberikan juga berkaitan dengan perubahan pada metode pelaksanaan penelitian, misalnya dengan melakukan penelitian pada kelompok dan usia subjek yang berbeda, materi dan cara penyampaian cerita yang berbeda, jangka waktu pengukuran yang berbeda, dan perbandingan jenis kelamin subjek penelitian yang lebih seimbang. |