Pengukuran kinerja sangat dipenlukan dalam mengukur pencapatan perusahaan. Banyak perusahaan yang mengukur hasil pencapaian kinerja mereka melalui perspektif keuangan. Laporan keuangan menjadi andalan utama perusahaan dalam mengukur seberapa baik kinerja mereka selama mi. Pengukuran yang seperti ml kurang mampu dalam mencerminkan hasil kinerja yang sesungguhnya karena pengukuran hanya dilakukan melalui satu perspektif saja, yaltu perspektif keuangan. Suatu alat ukur yang Iebih komprehensif, yaltu Balanced Scorecard (BSC) mampu untuk mengatasi keterbatasan mi. Balanced Scorecard menjadi alternatif terbaik karena pengukurannya meliputi empat perspektif: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektifpembelajaran dan pertumbuhan. Dan pengukuran kinerja yang diterapkan perusahaan selama ini, diperoleh peningkatan net income dan tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar 20,3% dalam batas persentase yang diartikan pihak manajemen perusahaan sebagal suatu pencapaian yang cenderung sangat balk. Sedangkan dan alternatif BSC yang penulis sarankan, diperoleh skor 3,1700 dalam batas skor 0-5 yang diartikan penulis sebagal suatu pencapalan yang cukup balk. Terlihat bahwa sistem BSC memberi gambaran yang lebih dalam akan pencapahan kinerja perusahaan karena keterlibatan dan 4 perspektifnya. Oleh karena itu, manajemen perlu untuk mempertimbangkan kembali bagaimana pengukuran kinerja perusahaan sebaiknya dilakukan. |