ABSTRAK. Keterbatasan yang dimiliki penyandang tunagrahita seringkali menimbulkan kekhawatiran orangtua dan masyarakat, bahwa para penyandang tunagrahita tersebut tidak akan dapat hidup mandiri. Setidaknya mereka diharapkan dapat mengurangi ketergantungannya pada orang lain. Untuk mengembangkan potensi penyandang tunagrahita, salah satu tujuan pendidikan penyandang tunagrahita adalah mempersiapkan peserta didik untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Beberapa SLB, diantaranya SLB-C Surya Wiyata yang mengadakan program KUB, yaitu Kelompok Usaha Bersama. Dalam program KUB ini, penyandang tunagrahita dipersiapkan untuk hidup mandiri dan dapat mencari nafkah, dengan mengasah kemampuan mereka pada tugas-tugas keterampilan tertentu. Melihat kurang optimalnya keterlibatan orangtua dalam pemberdayaan kerja para penyandang tunagrahita ini, dirasakan perlu adanya suatu program yang dapat meningkatkan keterlibatan orangtua para peserta KUB. Sebelum membuat rancangan program tersebut, perlu adanya sebuah analisis kebutuhan para orangtua, untuk mengetahui hal-hal apa yang menjadi hambatan dan apa yang mereka butuhkan agar dapat terlibat lebih aktif dalam pemberdayaan kerja bagi anak mereka. Proses keterlibatan orangtua yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model yang dikemukakan oleh Hoover-Dempsey dan Sandler. Hasil penelitian terhadap 3 (tiga) orangtua dari penyandang tunagrahita peserta KUB SLB-C Surya Wiyata menunjukkan adanya hambatan yang berbeda pada tiap orangtua, dan hambatan pada suatu tahapan proses keterlibatan, akan membawa dampak pada tahap lainnya. Dari hasil penelitian ini, disusun suatu rancangan program intervensi yang diharapkan dapat membantu orangtua mengatasi hambatan yang terjadi pada tahapan tertentu. |