Anda belum login :: 22 Jul 2025 13:04 WIB
Halaman Awal
|
Logon
Hidden
»
Administrasi
»
Detil Koleksi
Detail Koleksi
Emporium Banten: Suatu Kajian Historiografik
Oleh:
Leirissa, R. Z.
Jenis:
Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi:
Jurnal Studi Indonesia vol. 7 no. 1 (Jan. 1997)
Topik:
Sejarah Banten
;
Emporium
;
Kajian Historiografik
Fulltext:
R.Z. Leirissa.pdf
(193,69KB)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
JJ4
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
"Sejarah Banten" yang mengisahkan masa keemasan Banten di abad-abad ke-16 dan ke-17 (Hoesein Djajadiningrat 1983, terjemahan) tidak menampilkan salah satu aspek penting dari kerjaan itu, yaitu Banten sebagai emporium. Di sana sini memang muncul keterangan-keterangan yang menyangkut kaum pedagang ("pasudagaran") yang dilihat sebagai bagian dari kerajaan itu (Ibid. hlm. 68), demikian pula interaksi kerajaan ini dengan berbagai kerajaan lain di Nusantara. Keterangan yang tidak lengkap dan sporadis itu memang mencerminkan adanya aspek pelayaran-niaga internasional. Keterbatasan jangkauan "Sejarah Banten", tersebut memang tidak mengherankan mengingat ciri-ciri pokok yang umumnya terdapat dalam historiografi tradisional di Nusantara. Dr. J.C. Van Leur adalah pelopor dalam historiografi ekonomi Indonesia yang banyak membahas pelayaran-niaga di wilayah Nusantara. Namun sejarawan yang mati muda itu tidak punya pengikut. Baru sejak sekitar akhir tahun 1970-an bermunculan penelitian-penelitian mengenai pelayaran-niaga yang membuka jalan baru ke arah pemahaman tentang dinamika perdagangan internasional di masa lampau, khususnya di Nusantara. Di antara para pakar itu pertama-tama perlu disebut Fernand Braudel yang membahas proses permunculan kapitalisme di masa "modern awal" dalam sebuah karya monumental tiga jilid (Braudel 1988, terjemahan Inggris). Karya terakhir Braudel ini, seperti diakuinya sendiri, adalah suatu "model" yang dibangunnya melalui metode komparatif (comparative history) yang mengacu pada wilayah Eropa dengan Asia sebagai perbandingan. Model ini digunakan Chaudhuri, ahli sejarah ekonomi dari London School of Economics, untuk menyusun model khusus untuk pelayaran-niaga di Samudra Hindia sejak abad ke -8 hingga abad ke- 18 (K.N. Chaudhuri 1989). Anthony Reid, ahli sejarah Indonesia dari Australian National University (Canberra) menggunakan model Braudel itu untuk menganalisis perkembangan khusus di Asia Tenggara dalam dua jilid, termasuk Nusantara kita, antara abad ke-15 hingga ke-17 (Anthony Reid 1988,1993). Ketiga pakar tersebut di atas, (Braudel, Chaudhuri, dan Reid), berhasil menyingkap lebih jauh tabir sejarah ekonomi masa praindustri yang kurang mendapat perhatian para ahli ekonomi, khususnya mengenai timbulnya kapitalisme di Eropa dan Asia. Khususnya Chaudhuri dan Reid berusaha pula untuk menjelaskan mengapa kapitalisme di Asia tidak bisa tumbuh sejak abad ke-18 sehingga dilampaui oleh kapitalisme Eropa dalam abad ke-19 dan ke-20. Dalam tulisan ini saya menampilkan Banten sebagai sebuah emporium dalam jaringan perdagangan internasional di masa keemasannya, yaitu abad ke-16 dan ke-17. Pembahasan saya semata-mata adalah historiografi . Tetapi untuk menjelaskan berbagai hal, saya akan menyebutkan juga ciri-ciri khusus dari emporium Banten seperti yang terungkap dalam karya Reid.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0 second(s)