Anda belum login :: 23 Jul 2025 12:37 WIB
Detail
BukuANALISIS SISTEM PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE APARENT TARDINESS COST WITH SETUPS (ATCS) DAN ALGORITMA BRANCH & BOUND
Bibliografi
Author: INDRA, ERFIN PUTRA ; Hutahaean, Hotma Antoni (Advisor)
Topik: METODE APARENT TARDINESS COST WITH SETUPS (ATCS)
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2008    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Erfin Putra Indra's Undergeraduate Theses.pdf (2.94MB; 112 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FTI-322
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
PT. Dian Rakyat merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri percetakan seperti majalah, tabloid, buku, katalog dan lain - lain. Dalam proses produksinya, PT. Dian Rakyat melakukan aktivitas produksi yang bersifat flow shop.Pelaksanaan sistem penjadwalan produksi yang dilakukan perusahaan selama ini berdasarkan menggunakan sistem First Come First Serve atau order yang diterima terlebih dahulu yang ikerjakan tetapi waktu proses dan due date order tidak diperhatikan sehingga mengakibatkan keterlambatan dalam hal pemenuhan kebutuhan
konsumen sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan suatu metode penjadwalan
produksi yang baik dan sistematis.Metode penjadwalan produksi tersebut juga dibuat dalam suatu rancangan program penjadwalan produksi yang terkomputerisasi sehingga dapat menyelesaikan pesanan tepat pada waktunya. Metode penjadwalan yang digunakan adalah Metode ATCS (Apparent Tardiness Cost With Setup) dan Algoritma Branch and Bound untuk mendapatkan urutan pengerjaan order yang menghasilkan kriteria minimasi yaitu meminimasi nilai tardiness, nilai mean tardiness dan nilai number
of tardy job. Dalam perhitungan Metode ATCS menggunakan 3 metode pembobotan yaitu Metode WSPT, Metode MWP dan Metode PMWP.Dari hasil pengolahan data untuk order pada minggu ke-1, ke-2, ke3 dan ke-4 Maret 2007 oleh metode ATCS-WSPT dengan total tardiness yaitu 78.23 jam, 38.76 jam, 107.96 jam, 255.98 jam, nilai mean tardiness yaitu 5.47 jam, 2.28 jam, 8.99 jam,11.12 jam dan
number of tardy job 2, 1, 1, 5. Untuk Metode ATCS-MWP diperoleh total tardiness 55.52 jam, 63.06 jam, 39.99 jam, 579.42 jam, nilai mean tardiness 4.62 jam, 3.70 jam, 3.33 jam, 25.19 jam dan number of tardy job 2, 2, 2, 14. Dari Metode ATCS-PMWP diperoleh total tardiness 44.69 jam, 0.83 jam, 108.05 jam, 240.01 jam, nilai mean tardiness 3.72 jam, 0.04 jam, 9.01 jam, 10.43 jam dan number of tardy job 2, 1, 2, 5 sedangkan dari
Algoritma Branch and Bound diperoleh total tardiness 16.07 jam, 4.47 jam, 8.67 jam,385.38 jam, nilai mean tardiness 1.33 jam, 0.26 jam, 0.72 jam, 16.75 jam dan number of tardy job 1, 1, 2, 8. Keempat metode usulan memberikan hasil yang lebih kecil dari penjadwalan yang dilakukan perusahaan saat ini yang mempunyai total tardiness 92.35 jam, 27.50 jam, 13.58 jam, 340.56 jam, nilai mean tardiness 7.69 jam, 1.62 jam, 1.13
jam, 14.80 jam dan number of tardy job 5, 3, 1, 9. Metode terpilih dari keempat metode usulan adalah Algoritma Branch and Bound karena menghasilkan nilai kriteria minimasi yang paling kecil dari minggu ke-1, ke-2, ke-3, ke-4 dibanding dengan tiga metode usulan lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai yang diberikan oleh Algoritma Branch and Bound lebih baik karena dapat meminimasi total tardiness, nilai mean
tardiness dan nilai number of tardy job.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.140625 second(s)