Anda belum login :: 21 Feb 2025 18:40 WIB
Detail
BukuGambaran Stres Akulturatif Pada Mahasiswa Daerah Yang Kuliah Di Jakarta
Bibliografi
Author: Adam, Ginda Anastasia Emma ; Panggabean, Hana Rochani G. (Advisor)
Topik: Gambaran Stres Akulturatif
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2007    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Ginda Anastasia Emma Adam's Undergraduate Theses.pdf (1.23MB; 176 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-1019
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Pada era globalisasi, situasi kontak antar budaya semakin sering terjadi dan menjadi sesuatu sulit untuk dihindari. Kontak antar budaya ini bisa terjadi dalam dua bentuk situasi, yaitu between culture atau kontak antar budaya dari kelompok masyarakat yang berbeda dan within culture atau kontak antar budaya dalam sebuah kelompok masyarakat yang sama. Situasi within culture contact ini dapat terjadi dalam masyarakat Indonesia yang tergolong masyarakat multikultural, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Pesatnya pertumbuhan di berbagai bidang di kota Jakarta menjadi daya tarik tersendiri bagi pendatang dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk diantaranya mahasiswa-mahasiswa dari daerah yang datang ke Jakarta untuk berkuliah. Di Jakarta, para mahasiswa dari berbagai daerah ini bertemu dengan budaya yang baru, dimana perbedaan budaya ini seringkali memunculkan konflik budaya yang akhirnya menyebabkan tekanan atau stres akulturatif.Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan stres akulturatif yang dialami mahasiswa daerah yang sedang berkuliah di Jakarta.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif yang bersifat sebagai pelengkap. Instrumen penelitian kuantitatif yang digunakan adalah Acculturative Stress Scale (Sandhu & Asrabadi, 1994) yang telah diuji coba kepada 38 responden. Pengambilan data kuantitatif dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 90 mahasiswa daerah yang kuliah di Jakarta. Sedangkan pengambilan data kualitatif dilakukan kepada sembilan mahasiswa daerah melalui metode wawancara. Data yang didapat kemudian dianalisa dengan kategorisasi respon yang telah disusun menggunakan kerangka analisa berdasarkan teori akulturasi (Berry, 2005). Hasil penelitian semakin menegaskan bahwa pertemuan dan konflik budaya tidak hanya terjadi pada konteks internasional saja, tetapi juga pada konteks nasional pada masyarakat multikultural Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan stressor omesickness dan stress due to change paling banyak dialami mahasiswa daerah. Dari tingkat stres akulturatif tidak ditemukan perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Namun terdapat perbedaan pada stresor homesickness antar perempuan dengan laki-laki, dimana perempuan cenderung merasa tertekan karena homesickness dibanding laki-laki. Peneliti juga menemukan bahwa tidak terdapat korelasi antar lama tinggal dengan stres akulturatif yang dialami, begitu juga perbedaan antar mahasiswa daerah yang telah tinggal lebih dari 18 bulan dan kurang dari 18 bulan di Jakarta. Namun, terdapat perbedaan tingkat stres akulturatif pada mahasiswa yang tinggal di asrama, tinggal sendiri di luar asrama dan yang tinggal bersama keluarga. Terdapat juga perbedaan pada mahasiswa dengan etnis yang tergolong minoritas di Jakarta dengan mahasiswa yang etnisnya tergolong mayoritas. Selain itu terdapat beberapa tambahan stresor yang juga dialami, yaitu masalah transportasi dan masalah perubahan status sosial.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.453125 second(s)