Anda belum login :: 26 Apr 2025 06:19 WIB
Detail
BukuGambaran Tahapan Intercultural Sensitivity Pada Tenaga Kerja Asing Di Indonesia
Bibliografi
Author: Rumeser, Andreas ; Panggabean, Hana Rochani G. (Advisor)
Topik: Gambaran Tahapan Intercultural Sensitivity
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2007    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Andreas Rumeser's Undergraduate Theses.pdf (1.8MB; 102 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-1000
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ICS tenaga kerja asing (TKA)yang bekerja di Indonesia, baik dalam organisasi laba maupun nirlaba maupun yang berasal dari kebudayaan Barat atau Timur. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan 13 subyek TKA yang berasal dari Australia, Norwegia, Inggris,Italia, Kanada, Jepang, India, Singapura, dan Filipina. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara semi-structured. Data hasil wawancara tersebut dianalisa menggunakan teknik content analysis (Mayring, 2000) menggunakan kerangka analisa yang disusun berdasarkan teori belief patterns Thomas (1999d), teori DMIS (Bennett, & Bennett, 2004), serta teori intercultural learning (Hoopes, 1981). Hasil temuan penelitian ini adalah gambaran ICS dari 13 subyek yang berbeda. Penelitian ini juga menggambarkan bahwa masalah power configuration suatu organisasi (laba atau nirlaba) mempengaruhi ICS individu dalam organisasi tersebut. Organisasi nirlaba memiliki power configuration yang lebih simetris daripada organisasi laba. Hal tersebut menyebabkan subyek dari organisasi nirlaba biasanya memiliki ICS yang lebih tinggi. Cultural distance (kebudayaan Barat atau Timur terhadap kebudayaan Indonesia) berdampak pada tingkat konflik dan ICS individu dalam kelompok budaya tersebut. Semakin jauh cultural distance, maka semakin tinggi tingkat konflik antara TKA dengan rekan kerja Indonesianya, hal tersebut dapat menyebabkan semakin para TKA tersebut harus beradaptasi dengan kebudayaan Indonesia. Hal ini menjelaskan mengapa ICS para TKA Barat biasanya lebih tinggi daripada ICS para TKA Timur. Selain itu, peneliti menemukan bahwa pengalaman dan exposure antar budaya berdampak pada pengembangan ICS.Masalah antar budaya yang paling sering dialami TKA adalah pola komunikasi orang Indonesia yang tidak langsung (indirect) dan kebiasaan “jam karet.”
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.078125 second(s)