Media massa yang lahir untuk menjembatani komunikasi antar masyarakat dan sumber informasi, tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu bentuk media cetak yang cukup banyak beredar di kalangan masyarakat adalah majalah. Majalah dapat menjadi sumber pengetahuan dan wawasan baru bagi pembacanya, dengan menampilkan artikel mengenai topik populer tertentu. Pada masa sekarang ini, majalah yang ditujukan untuk kalangan remaja semakin menjamur, dan menyebabkan persaingan antara majalah remaja pun semakin ketat. Tetapi dibalik persaingan tersebut, yang disayangkan adalah adanya keseragaman hampir di setiap majalah remaja yang terbit bersamaan. Baik itu isi majalah maupun figur yang ditampilkan. Permasalahan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi redaktur dan staf redaksi majalah remaja untuk menjadikan majalah mereka menarik untuk dibaca dan banyak pembaca yang tertarik untuk memilih majalah tersebut. Redaktur dan staf redaksi majalah dituntut kreatif, bukan hanya dalam ketrampilan menulis tetapi juga memiliki kreativitas kerja yang inovatif,bukan hanya sekedar memodifikasi tulisan yang pernah ada. Peneliti mengambil model kreativitas yang dikembangkan oleh Kirton yaitu gaya berpikir adaptif dan inovatif untuk melihat gambaran kreativitas redaktur dan staf redaksi majalah remaja khususnya di Indonesia.Sampel dari penelitian ini adalah redaktur dan staf redaksi dari beberapa majalah remaja yang terbit di Jakarta, baik itu jenis majalah remaja Indonesia maupun majalah remaja asing versi Indonesia.Melihat hasil yang didapatkan, maka redaktur dan staf redaksi majalah remaja di Indonesia secara keseluruhan memiliki gaya berpikir bridgers yang cenderung ke adaptif.Jika dibagi menjadi dua jenis majalah remaja yang beredar di Indonesia, redaktur dan staf redaksi majalah remaja Indonesia cenderung memiliki gaya berpikir inovatif, sedangkan redaktur dan staf redaksi majalah remaja asing versi Indonesia cenderung memiliki gaya berpikir adaptif.Sampel penelitian yang ada di dalam organisasi dan industri hiburan, dapat menjadi jawaban hasil yang cenderung adaptif. Di dunia hiburan sendiri, tentu mereka harus mengikuti selera pasar sehingga tidak berani untuk membuat sesuatu yang berbeda serta kecenderungan remaja yang masih gemar mengacu ke barat. |