Orang yang paling utama dan pertama bertanggung jawab terhadap perkembangan seorang anak adalah orangtua. Demikian pula halnya dengan guru dan teman-teman, mereka memiliki peranan pula di dalam perkembangan seorang anak. etidakhadiran salah satu peranan tersebut akan berpengaruh pada perkembangan diri anak, karena seorang anak sesungguhnya membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitarnya untuk bisa berkembang. Ketidakhadiran peranan tersebut dialami oleh siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan, yaitu peranan orangtua secara langsung. Hal ini disebabkan karena pihak sekolah mewajibkan siswa-siswinya untuk tinggal di asrama selama menjalani proses pendidikan, sehingga hubungan antara anak dan orangtua terpisahkan oleh jarak. Dalam situasi dimana sebagian besar waktu mereka dihabiskan di sekolah dan di srama, menyesuaikan diri baik dengan para pendamping dan teman-teman yang tergolong baru serta sistem pendidikan dan kurikulum sekolah yang khas, perhatian dan kasih sayang lebih banyak diperoleh dari lingkungan sekitarnya, yaitu guru, dalam hal ini pendamping, dan temantemannya.Dengan dukungan sosial berupa perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh para pendamping dan teman-temannya tersebut, seorang anak akan merasakan suatu bentuk kenyamanan, pengertian, nghargaan, dan bantuan yang bisa mendukung dan mendorongnya untuk mencapai prestasi sebaik mungkin disekolah atau biasa disebut sebagai motivasi berprestasi, terutama bagi siswa-siswi kelas I SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan mengingat tahun pertama merupakan masa transisi dimana mereka harus bisa menyesuaikan diri baik dalam lingkungan sekolah maupun asrama, erhadapan dengan orang-orang yang baru mereka kenal dengan berbagai macam karakter, serta penyesuaian diri dengan sistem pendidikan dan kurikulum sekolah yang berbeda bila dibandingkan dengan sekolah yang lain.Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya sumbangan yang signifikan dari dukungan sosial pendamping dan teman terhadap motivasi berprestasi antara lain, Skala Dukungan Sosial Pendamping yang merupakan modifikasi dari Skala Dukungan Sosial dari Orangtua yang diadaptasi oleh Dr.Yosefini Rasyanti Munthe, Psi., MA dari The Social Provision Scale yang disusun berdasarkan teori dari Weiss (1974). Alat ukur yang kedua, Skala Dukungan Sosial Teman yang merupakan modifikasi dari Skala Dukungan Sosial dari Orangtua yang diadaptasi oleh Dr. Yosefini Rasyanti Munthe, Psi., MA dari The Social Provision Scale yang disusun berdasarkan teori dari Weiss (1974). Sedangkan alat ukur yang ketiga adalah Skala Motivasi Berprestasi yang disusun oleh Selvi Ongko, S.Psi. berdasarkan karakteristik dari individu dengan motivasi berprestasi tinggi yang dikemukakan oleh McClelland (dalam Morgan et.al., 1986).Hasil dari penelitian ini adalah terdapat sumbangan secara bersama-sama yang signifikan sebesar 28 % dari dukungan sosial pendamping dan teman erhadap motivasi berprestasi pada siswa-siswi kelas I SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan, dimana dukungan sosial yang diperoleh dari teman lebih berpengaruh terhadap motivasi berprestasi siswa-siswi tersebut dibandingkan dengan dukungan sosial yang diperoleh dari pendamping. Sebesar 72 % sisanya bisa dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dikontrol dalam penelitian ini seperti, seperti jenis kelamin, urutan kelahiran, dukungan sosial yang didapat leh seorang anak dari pihak keluarga, ataupun sistem gugur yang berlaku diSMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan. Di samping variabel-variabel tersebut,terdapat pula beberapa variabel yang menjadi kelemahan dan perlu diperhatikan lebih lanjut untuk penelitian-penelitian berikutnya karena ternyata memiliki pengaruh yang cukup besar pada hasil penelitian antara lain, uji validitas dan waktu pengambilan pengambilan data yang tergolong singkat. Saran praktis dari hasil penelitin ini adalah pihak sekolah dan asrama bisa mempertimbangkan lebih lanjut lagi, peran pendamping seperti apa yang dibutuhkan oleh siswa-siswi tersebut agar mampu menciptakan suatu hubungan yang nyaman antara para pendamping dan siswa-siswi untuk dapat lebih memotivasi mereka untuk berprestasi di sekolah. Seperti halnya diketahui bahwa, tahun pertama merupakan masa transisi dan adaptasi bagi siswa-siswi untuk melewati masa studi selama 3tahun. Selain itu, sistem gugur yang tergolong khas yang terdapat di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan dinilai belum tentu dapat mengukur keberhasilan seseorang, mengingat keberhasilan seorang individu tidak diukur berdasarkan prestasi yang baik di sekolah. Hal ini tidak sejalan dengan Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan dimana selain kemampuan kognitif yang dikembangkan, terdapat beberapa kemampuan lain yang perlu dikembangkan juga antara lain, kemampuan emosional, kemampuan psikologis,dan kemampuan sosial. Situasi dan kondisi serta visi dan misi ini bisa menjadi pertimbangan bagi pihak sekolah dalam menentukan suatu standar pendidikan yang tepat mengingat bagaimana siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan harus beradaptasi dan menyesuaikan diri di asrama serta berprestasi di sekolah agar mereka bisa survive enyelesaikan proses pendidikan di sekolah tersebut. |