Pembelajaran matematika pokok bahasan geometri bangun datar telah dilaksanakan di Sekolah Dasar mulai dari kelas 1. Kesulitan belajar geometri yang dialami siswa sekolah dasar adalah obyek yang dipelajari adalah benda-benda pikiran bersifat abstrak. Menurut guru kelas 1 SD Tarsisius Vireta mengatakan bahwa siswa kelas 1 pada umumnya masih merasa asing dengan istilah-istilah nama macam-macam geometri bangun datar itu sendiri. Padahal sesuai dengan kurikulum 2004, siswa kelas1 diharapkan sudah dapat mengenal konsep: titik, segmen garis, garis, sudut, segi tiga, bujur sangkar, persegi panjang, lingkaran dan konsep geometri bangun datar sederhana lainnya. Telah dikemukakan di atas bahwa objek matematika khususnya geometri adalah abstrak. Sifat abstrak objek geometri tersebut salah satu penyebab sulitnya seorang guru mengajarkan geometri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika pokok bahasan geometri bangun datar antara pembelajaran menurut teori van hiele dengan pembelajaran secara biasa siswa kelas 1 Tarsisius Vireta Jl. Vila Regency 2 Tangerang. Pada ngajaran matematika pokok bahasan geometri khususnya untuk anak kelas 1SD, dimulai dari pengalaman anak terhadap bangun datar yang memerlukan kondisi khusus, mengingat sifat geometri yang abstrak sehingga menuntut kegiatan berpikir yang lebih untuk memahami dan mengenal konsep-konsep yang dipelajari. Disamping itu diperlukan juga suatu strategi, metode dan pendekatan mengajar yang sesuai dengan tingkat rkembangan anak. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan hasil belajar matematika pokok bahasan geometri bangun datar antara pembelajaran menurut teori Van Hiele dengan pembelajaran secara biasa siswa kelas 1 Tarsisius Vireta Tangerang.Populasi dalam penelitian ini berjumlah 3 kelas, masing-masing kelas banyaknya 33 siswa yang berusia 6-7 tahun dan terdaftar sebagai siswa-siswi kelas 1 angkatan 2006-2007 SD Tarsisius Vireta Tangerang. Kelas 1A sebagai kelas uji coba, kelas 1C sebagai kelas eksperimen dan kelas 1F sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakaan tes prestasi hasil belajar matematika pokok bahasan geometri bangun datar dengan materi sesuai kurikulum 2004. Soal tes prestasi hasil belajar yang diberikan telah diuji validitas (ada 14 soal item dari 20 soal item uji coba) dan reliabilitasnya sebesar 0.8235. Data penelitian yang diperoleh dianalisis dengan uji-t. Pengujian ini dilakukan untuk mencari ada tidaknya perbedaan dua kelompok subjek berdasarkan hasil belajar matematika pokok bahasan geometri bangun datar antara pembelajaran menurut teori Van Hiele dengan pembelajaran secara biasa.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa uji-t diperoleh p sebesar 0.000 dengan demikian p < 0.05 maka hal ini berarti hipotesis dalam penelitian ini terbukti Didukung juga dengan nilai t-hitung sebesar 6.980 lebih besar dibandingkan dengan t-tabel yaitu sebesar 1.99 sehingga Ho: ditolak dan sebaliknya Ha: diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika pokok bahasan geometri bangun datar antara pembelajaran menurut teori Van Hiele dengan pembelajaran secara biasa.Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dapat disarankan kepada rekan guru untuk mencoba secara bertahap menyelenggarakan pembelajaran matematika menurut teori Van Hiele di kelas-kelas lain dari kelas 1-6 SD. |