Lansia adalah orang yang berusia enam puluh tahun ke atas (Hurlock, 1992). Pada masa ini, lansia memiliki resiko pasangan hidupnya meninggal dan hal ini mempengaruhi pengalaman hidupnya. Pengalaman hidup ini mempengaruhi lansia dalam mengevaluasi keadaan dirinya atau yang sering disebut dengan psychological well being (PWB). PWB adalah reaksi evaluasi seseorang mengenai kenyaman hidupnya (Nathawat, 1996). PWB terdiri dari 6 dimensi yaitu otonomi, penguasaan lingkungan, pertumbuhan diri, tujuan hidup, hubungan positif dengan orang lain, dan penerimaan diri. Terdapat perbedaan fenomena dimana Ryff (1995) yang menyatakan janda lansia dan duda lansia PWB-nya akan rendah setelah pasangan meninggal. Berbeda dengan fenomena yang di katakan oleh Pinquart & Soresen (dalam Berk, 2004) yang menyatakan janda lansia PWB-nya akan lebih rendah setelah pasangannya meninggal.Penelitian ini membedakan dimensi-dimensi PWB antara janda lansia dan duda lansia khususnya yang tinggal di panti werdha karena panti werdha sama-sama memperhatikan fisik dan psikologis lansia sehingga data yang ada dapat lebih seragam. Penelitian ini dilakukan kepada 31 janda lansia dan 31 duda lansia. Jumlah item yang digunakan dalam penelitian ini adalah 63 item. Reliabilitas alat ukur sebesar 0,628 – 0,866. Penelitian ini dilakukan di panti werdha yang terdapat di JABOTABEK. Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah lansia yang berusia 60 tahun keatas, pasangannya telah meninggal dunia, tinggal di panti werdha, dan tidak menderita penyakit kronis sehingga mengganggu dalam mengerjakan kuesioner.Hasil penelitian menunjukan bahwa janda dan duda lansia berada di dalam kategori tinggi untuk setiap dimensinya kecuali janda lansia yang berada di kategori rendah dalam PWB dimensi hubungan positif dengan orang lain. Hasil uji beda menujukkan tidak adanya perbedaan tiap dimensinya. Berdasarkan data tambahan, didapatkan bahwa dimensi penerimaan diri dan hubungan positif dengan orang lain memiliki kontribusi yang paling banyak dalam meningkatkan PWB janda dan duda lansia.Berdasarkan kesimpulan yang ada maka disarankan agar disediakan psikolog dan kelompok sosial untuk menangani janda lansia dan duda lansia, mengadakan kegiatan-kegiatan yang membutuhkan interaksi dengan orang lain untuk meningkatkan hubungan positif dengan orang lain pada janda lansia, selain itu perlu diadakan pelatihan, khususnya pelatihan kepada panti jompo untuk membuat kegiatan-kegiatan khususnya kegiatan-kegiatan untuk meninggkatkan PWB lansia dimensi penerimaan diri dan hubungan positif dengan orang lain. Kelemahan dari penelitian ini adalah kurang banyaknya jumlah sampel dalam penelitian ini, rentang jawaban yang terlalu banyak sehingga mempersulit lansia dalam menentukan rentang jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya, dan kurangnya kontrol terhadap periode kematian pasangan. |