Anda belum login :: 09 Jun 2025 21:03 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
PENENTUAN LOKASI CABANG BARU BERDASARKAN METODE BROWN – GIBSON (Studi Kasus : Lembaga Bahasa Inggris ILP, Jakarta)
Bibliografi
Author:
Tarida, Elsa
;
Sukwadi, Ronald
(Advisor)
Topik:
: lokasi
;
Brown – Gibson
;
analisis faktor
;
pairwise comparison
;
Location Preference Measure.
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Unika Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2007
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
ELSA TARIDA's Undergraduate Theses.pdf
(1.39MB;
59 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FTI-283
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Lembaga Bahasa Inggris ILP, merupakan salah satu lembaga pendidikan
bahasa asing ternama di Indonesia. Visi Lembaga Bahasa Inggris ILP adalah
membuka cabang ILP di setiap kota penting di Indonesia pada tahun 2008. Untuk
mendukung visi tersebut maka manajemen selalu memperhatikan dan mengontrol
peluang pasar yang ada. Sebuah tindakan nyata untuk memenuhi visi tersebut
adalah rencana sebuah pendirian cabang baru di Jakarta Selatan. Untuk memenuhi
rencana ini, manajemen telah membentuk tim pengambil keputusan yang akan
ditugasi untuk mengurus pendirian cabang baru ini, khususnya masalah lokasi
yang akan ditetapkan sebagai lokasi cabang baru.
Berdasarkan rencana tersebut, diperlukan suatu sistem pemilihan lokasi
yang terbaik. Usulan sistem pemilihan lokasi itu adalah dengan menggunakan
metode pendekatan Brown – Gibson. Metode pendekatan Brown – Gibson adalah
salah satu cara memilih lokasi dengan memperhatikan faktor obyektif dan faktor
subyektif. Melalui sistem pemilihan lokasi usulan ini diharapkan dapat
menghasilkan sebuah keputusan yang tepat dalam memilih lokasi yang terbaik.
Alternatif lokasi yang menjadi obyek penelitian terdiri dari 3 lokasi, dimana setiap
lokasi memiliki kelebihan dan kelemahan.
Untuk menentukan faktor subyektif digunakan analisis faktor, dimana
analisis ini membantu mereduksi beberapa jenis variabel dan mengubahnya
menjadi faktor-faktor yang lebih kompleks. Setelah didapatkan faktor subyektif
lebih kompleks, maka digunakan cara perbandingan berpasangan (pairwise
comparison) untuk menentukan tingkat kepentingan antar faktor subyektif
tersebut.
Hasil dari perhitungan pairwise comparison adalah terpilihnya urutan
prioritas faktor subyektif, yaitu : faktor luas, transportasi, keamanan, posisi, dan
akses. Hasil dari perhitungan performansi faktor obyektif dan performansi faktor
subyektif untuk setiap alternatif lokasi, diperoleh nilai Location-Preference
Measure (LPM) untuk lokasi A sebesar 34,8 % , nilai LPM untuk lokasi B sebesar
33,9 % , dan nilai LPM untuk lokasi C sebesar 31,3 %. Berdasarkan hasil tersebut
terpilihlah lokasi A sebagai lokasi terbaik karena memiliki nilai LPM terbesar.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.109375 second(s)