PT. X. adalah perusahaan dalam negri yang bergerak didalam bidang tekstil, khususnya pada produksi pembuatan karpet, dan salah satu produknya yang laku dan dikenal dipasaran adalah Emerald berwarna merah. Perusahaan ini memiliki masalah produktivitas pada jenis karpet ini, hal ini dapat dilihat dengan menurunnya indeks produktivitas dari perusahaan pada tahun 2005 yang sebesar 1,015 menjadi 1,009 pada tahun 2006. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, tentu saja dampaknya produktivitas perusahaan akan terus menurun dari tahun ke tahun. Di era persaingan dengan usaha sejenis terlebih dengan produk luar negeri seperti RRC dan Taiwan, serta serbuan dari produsen dalam negeri yang memiliki usaha sejenis, perusahaan menyadari perlunya upaya perbaikan indeks produktivitas total dan parsial pada produk ini sesegera mungkin, agar dapat bertahan dan meningkatkan daya saingnya. Hasil dari peningkatan indeks produktivitas total dan parsial dapat meningkatkan laba, juga meminimasi jumlah produk reject.Upaya peningkatan indeks produktivitas total karpet Emerald merah dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pengukuran indeks produktivitas total dan indeks produktivitas parsial berdasarkan harga konstan di setiap bulannya di tahun 2006 menggunakan metode David.J.Sumanth. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, didapat indeks produktivitas dihampir setiap periode pada tahun 2006 berada dibawah angka 100%, terutama indek produktivitas dari pada proses Pencampuran(96,14%) dan proses Finishing (99,81%). Dari kedua proses ini dikethui lagi penyebab mengapa terjadi penurunan indeks produktivitas pada kedua proses ini, adalah peningkatan jumlah pemakaian bahan baku pada roses pencampuran dan peningkatan pemakaian jumlah pembungkus pada proses Finishing. Karena porsi bahan baku sangat besar dalam pembuatan produk (>50%) dan juga porsi proses Pencampuran itu sendiri juga besar (+60%)dalam proses pembuatan, maka dari itu peran bahan baku sangat sensitif sekali jika sampai ada penambahan ataupun pengurangan dalam setiap prosesnya. Sedangakan untuk proses Finishing iu sendiri, penurunan disebabkan karena faktor-foktor yang ada didalam proses tersebut mengalami peningkatan jumlah pemakaian, namun yang terutama adalah penambahan pemakaian jumlah pembungkus. Guna mengetahui penyebab penambahan jumalah pemakaian faktor-faktor tersebut maka digunakanlah metode Why Analyze, kemudian diikiutu pembuatan fishbone diagram, Cause Failure Mode Effect, serta pembuata Failure Mode and Effec Analyze.Dari hasil pembuatan FMEA didapat 6 usulan peningkatan indeks produktivitas sesuai dengan kesalahan-kesalahan yang ada didalam proses-proses tersebut. Usulan-usulan tersebut dapat diterapkan pada perusahaan dan sudah diprioritaskan berdasarkan Risk Priority Number. Berikutnya usulan-usulan tersebut melewati tahapan konsensus Delphi agar kelak usulan yang akan diimplementasikan benar-benar layak menurut ahli yang berkompeten, yaitu staff dari bidang produksi dan staff dari quality control. Hasil konsensus Delphi mengkondisikan hanya dua (2) usulan yang layak diimplementasikan yaitu bahan baku harus ditimbang dan lebih diawasi pada saat sebelum bahan baku mulai diproses pada proses pencampuran dan pengawasan agar operator lebih lihai dalam memastikan dan menjaga kondisi dari pembungkus agar tidak ada yang bolong atau sobek karena terjepit atau tersangkut didalam mesin dan juga kesalahan dalam memotong pembungkus.Hasil akhir dari implementasi didapatkan peningkatan indeks produktivitas total sebesar 12,81. |