Dalam beberapa tahun terakhir ini, ‘ngopi’ di mal telah menjadi trend gaya hidup (life style) dalam masyarakat perkotaan di Jakarta. Kopi bukan lagi sekedar minuman biasa yang diminum di dalam rumah saja tetapi menjadi kebiasaan meminum kopi ‘ngopi’ di mal. konsumen rela mengeluarkan uang 3-4 kali lipat dari harga kopi pada umumnya untuk menikmati secangkir kopi didalam offeshops. Melihat fenomena ‘ngopi-ngopi’ tersebut, maka penulis akan menganalisis pengaruh life styles terhadap perilaku pembelian kopi oleh responden Starbucks Coffee. Data dikumpulkan dengan menyebarkan 100 kuesioner kepada responden Starbucks di Plaza Senayan, Pondok Indah Mal 2, Setiabudi building dengan menggunakan metode convenience sampling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan pendekatan VALS (Values and Lifestyle) dan data diuji menggunakan regresi linier berganda. Dari 8 tipe life style menurut VALS, yang merupakan tipe responden Starbucks Coffee adalah tipe life style; Strivers, Experiencers, Survivors yang merupakan tipe responden Starbucks Coffee. R square menunjukan hasil sebesar 51,8%, berarti life style mempengaruhi perilaku pembelian kopi Starbucks Coffee sebesar 51,8% dan sisanya, 48,2% dipengaruhi oleh atribut-atribut diluar life style, yaitu yang paling berpengaruh adalah pengaruh lokasi Starbucks yang strategis sehingga mudah ditemui dan rasa serta kualitas kopi Starbucks yang memiliki kualitas kopi yang tinggi. |