Anda belum login :: 17 Apr 2025 01:47 WIB
Detail
ArtikelSapaan dalam Bahasa Dialek sidrap (kajian Sosiolinguistik)  
Oleh: Amir, Johar
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: Kongres Linguistik Nasional XII Surakarta, 3-6 September 2007: Kumpulan Makalah Ringkas, page 115-119.
Fulltext: 50b. Johar Amir-ML.pdf (126.76KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: 406 MLI 2007
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 1)
    • Tandon: tidak ada
   Reserve Lihat Detail Induk
Isi artikelMakalah ini bertujuan untuk menyajikan bentuk-bentuk sapaan dalam bahasa Bugis dialek Sidrap dan contoh-contoh penggunaannya dalam masyarakat. Kajian difokuskan pada penggunaan bahasa Bugsi dialek Sidrap Kecamatan Dua Pitue. Sumber data untuk keperluan analisis data digunakan data tuturan bahasa Bugis dialek Sidrap yang diperoleh melalui penyimakan/penyadaan (observasi), dan elisitasi. Hasilnya diperoleh berbagai bentuk sapaan, yaitu sapaan yang berbentuk hubungan vertikal, seperti: nenek (nenek), indok, (mamak, ibu), ambok (bapak), nak (nak), dan appo (cucu). Sapaan yang berbentuk hubungan horizontal seperti: dik (dik), daeng (kakak), ipak (ipar), sellaleng (lago), sapposiseng (sepupu sekali), sappokkadua (sepupu dua kali), anure (kemanakan), ammure (tante dan om), baiseng (besan), dan sappo (sepupu). Selain itu ada juga sapaan yang digunakan untuk bangsawan, yaitu petta, pung, dan andi. Serta sapaan yang digunakan untuk orang yang telah menunaikan ibadah haji, yaitu aji. Bentuk-bentuk sapaan dalam bahasa Bugis dialek Sidrap berbeda dengan sapaan yang digunakan dalam bahasa Bugis dialek lain.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.03125 second(s)